Pihak Marvel terus meluaskan ekspansi MCUnya ke ranah layar kecil. Setelah serial WandaVision maupun The Falcon and the Winter Soldier selesai, dan sebelum pada bulan Juni akan ada serial yang mengisahkan petualangan solo Loki pasca kejadian di Avengers Endgame, beberapa waktu lalu hadir serial produksi Marvel lainnya, yakni Marvel’s M.O.D.O.K. yang dirilis di kanal Hulu.
Berbeda dengan serial MCU lainnya, Marvel’s M.O.D.O.K. mengusung format yang tidak lazim, yakni stop motion. Sehingga, bisa dikatakan serial ini merupakan upaya Marvel mengikuti jejak Robot Chicken.
Serial ini menyisipkan banyak referensi dunia Marvel dan memadukannya dengan formula ala sitkom. Hasilnya adalah suatu tontonan yang lain dari yang lain, terlebih dengan gaya humor yang ditonjolkan di serial ini.
Sesuai judulnya, fokus utama di sini adalah M.O.D.O.K., salah satu tokoh antagonis ikonik di jagat Marvel. Dalam kisah penceritaan komiknya tokoh ini sudah pernah berhadapan dengan banyak jagoan Marvel, mulai dari Captain America, Ms. Marvel, hingga X-Men. Tokoh ini juga sudah lama malang melintang di jagat komik Marvel, sehingga satu-satunya hal yang mengejutkan adalah berapa lama waktu waktu yang dihabiskan Marvel untuk membawa tokoh ini ke MCU.
Alih-alih itu, M.O.D.O.K. menjadi bintang utama di sebuah serial sitkom, lengkap dengan pelajaran moral yang disisipkan di dalamnya. Ia diceritakan memiliki keluarga dan, kisah originnya diakomodir sedemikian rupa agar pas dengan serial ini.
Di sini, ia diceritakan lahir dengan kepala raksasa buah dari rekayasa genetis ketimbang hasil dari eksperimen ilmiah yang gagal. Ia juga memiliki istri bernama Jodie (Aimee Garcia) dan dua anak: Melissa Tarleton / M.E.L.I.S.S.A. dan Louis “Lou” Tarleton / L.O.U.I.S.
Setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun berusaha menguasai dunia dan dalam prosesnya berkonfrontasi dengan banyak jagoan Marvel, M.O.D.O.K. yang diberhentikan dari perusahaan tempat ia bekerja, A.I.M. karena bangkrut dan terpaksa diakuisisi rival mereka, G.R.U.M.B.L., mulai berurusan dengan masalah keluarganya sambil mengatasi krisis paruh baya yang terjadi pada dirinya.
Marvel’s M.O.D.O.K. mengambil humor Deadpool, keanehan WandaVision, dan sedikit gaya animasi dari Wallace & Gromit untuk menciptakan sesuatu… bahkan lebih aneh daripada kedengarannya. Serial animasi dewasa ini sebagian berasal dari otak di balik Robot Chicken, yang banyak menjelaskan bagaimana ketiga hal tersebut dapat digabungkan – untuk pelbagai tingkat kesuksesan.
Memasang aktor komedian Patton Oswalt sebagai pengisi suara sang karakter utama, beberapa humor di serial ini lumayan efektif, dan lelucon budaya pop yang konstan serta referensi ke Marvel bekerja dengan baik dalam konteks pertunjukan ini. Namun, di saat yang sama serial ini juga kadang terasa melelahkan dan anehnya tidak terasa sebagai serial orisinal meski kemasannya tidak lazim. Dengan durasi 26 menit setiap episodenya, sepuluh episode serial ini terasa padat, dan dibutuhkan pengetahuan tentang dunia Marvel yang dalam untuk bisa memahami segala referensi dan sub-teksnya.
Secara keseluruhan, meskipun acara ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, namun akan mendapat skor tinggi di antara pemirsa targetnya. Gaya animasi claymation terasa seperti kemunduran nostalgia ke pertunjukan populer dan kekerasan di akhir tahun sembilan puluhan (ingat Celebrity Death Match?-red). Beramunisikan hal ini dan dukungan jajaran pengisi suara yang sudah berpengalaman, dengan segala plus-minusnya itu, M.O.D.O.K. merupakan secercah harapan untuk pihak Marvel mengawali rencana pembuatan jagat animasinya.
Marvel’s M.O.D.O.K. Season 1 dapat disaksikan secara streaming di Hulu.