Film Pamali: Dusun Pocong merupakan adaptasi dari game horor populer Indonesia dengan judul Pamali : The Tied Corpse.
Ini merupakan game horor yang telah dimainkan jutaan gamers di Indonesia.
Sosok Pocong di film ini, akan memberikan penonton perasaan gelisah dan ini pun juga ditampilkan saat Gala Premierenya
View this post on Instagram
Saat Cinemags menyaksikan, memang terasa kental unsur yang ada pada gamenya dan kali ini peran perempuan menjadi penting. Sehingga pada review Pamali : Dusun Pocong kali ini , akan banyak sekali menampilkan sisi para perempuan ini.
Sinopsis Pamali : Dusun Pocong
Tiga perempuan perawat medis, Gendis (Dea Panendra), Mila (Yasamin Jasem), dan Puput (Arla Ailani) yang ditugaskan ke sebuah desa terpencil yang terkena wabah misterius yang belum diketahui.
Mereka pergi ke desa itu bersama dua penggali kubur, Cecep (Fajar Nugra), dan Deden (Bukie B Mansyur) dengan menyeberangi danau.
Setelah 3 jam melakukan perjalanan yang sulit, mereka akhirnya sampai di desa tersebut. Disana suasana desa tersebut yang sepi dan penduduknya banyak yang meninggal dengan keadaan mengenaskan.
Satu per satu mayat yang belum sempat dikubur akhirnya dikuburkan juga oleh Cecep dan Deden.
Sedangkan ketiga perawat itu merawat semua warga yang masih hidup di sebuah ruangan besar.
Pasokan obat yang mereka miliki akhirnya habis juga. Salah satu anak, Eneng (Anantya Kirana), meminta agar ibunya dikunjungi karena tidak mau dirawat bersama warga setempat.
Gendis melarang keras Mila untuk mengunjungi ibu tersebut karena ia membutuhkannya untuk merawat warga. Pada akhirnya diam-diam ia bersama Eneng pergi ke rumahnya, dan saat itulah satu per satu mereka terbunuh secara mengenaskan karena pocong-pocong bangkit kembali karena pamali yang mereka lakukan.
Review Pamali : Dusun Pocong
Jika melalui film pertama Pamali, penonton disuguhkan akan pesan,
“Jadilah saksi pelanggaran adat dan petaka yang dibawanya. Jangan sampai kalian jadi yang selanjutnya!”
Maka Pamali : Dusun Pocong akan memberikan pesan,
“Ngapain siul malam-malam, bukannya itu pamali ya?” – Mila (Pamali: Dusun Pocong, 2023)
Kesamaannya adalah , tetap para korban adalah perempuan, dan digambarkan melanggar adat Sunda.
Kesamaan ini memang merupakan teknik pemberian jitu oleh pembuat film yang diproduksi LYTO Pictures.
Saat menonton akan terasa nuansa horornya lebih terasa ketimbang film sebelumnya.
Sutradara Bobby Prasetyo berhasil membangun aura ketakutan secara tahap demi tahap, sehingga membuat penonton merasa betah hingga akhir film
Penekanan akan ada penampakan Pocong yang kerap memperlihatkan dirinya di hadapan mereka, karena melanggar adat istiadat yang berlaku di dusun tersebut. Merupakan hal menarik.
Adat istidat kembali ditekankan dengan rapih dan terasa tidak sebagai tempelan belaka.
Bagi generasi masa kini yang telah perlahan meninggalkan hal ini, seakan sebagi pengingat namun tak menggurui.
Serta yang menarik pula adalah lebih banyak sekali peran Cecep (Fajar Nugra) disini , jika dibandingkan dengan film Pamali
Secara keseluruhan film Pamali : Dusun Pocong mampu menghibur pencinta genre horor dan saat ini masih tayang di bioskop-bioskop kesayangan.
Adapun bagi yang ingin mengenang kembali atau merefresh akan film pertama berjudul Pamali, dapat melihat video berikut ini