Seperti halnya momen Valentine yang kerap dijadikan momentum untuk perilisan film-film bertemakan kisah drama komedi romantis, Halloween adalah saat film-film yang mengusung genre horor untuk unjuk gigi. Maka, sudah barang tentu bagi kalangan penonton yang memiliki ketertarikan tinggi dalam film yang ditujukan untuk memberikan rasa “takut-takut senang” sebagai jualan utamanya, minggu-minggu menjelang berakhirnya bulan Oktober yang kerap didaulat sebagai musim Halloween mendatangkan kesenangan tersendiri, pasalnya seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak film horor yang dirilis, salah satunya adalah Stonehearts Asylum ini. Film yang awalnya mengusung judul Eliza Graves ini merupakan karya teranyar sineas Brad Anderson yang pernah memukau berbagai kalangan perfilman lewat hasil arahannya, The Machinist.
Bergulir di kurun waktu abad kesembilan belas, dikisahkan seorang pemuda bernama Edward Newgate (Sturgess) yang baru saja lulus dari jurusan medis di Harvard menyambar tawaran untuk bekerja di pusat rehabilitasi mental sebagai salah satu staff dokter. Di sana, ia diperkenalkan dengan dua koleganya: Silas Lamb (Kingsley) dan Eliza Graves (Beckinsale), staff wanita berparas cantik yang dalam waktu singkat mampu membuat sang dokter muda mabuk kepayang. Konflik berkembang saat Edward mulai mencium adanya ketidakberesan di lingkungan tempat ia bekerja, khususnya dengan tindak tanduk para penghuni rumah sakit itu, baik itu para staff medis yang bekerja di sana maupun para pasiennya. Apakah yang sebenarnya terjadi di tempat itu?
Itulah garis besar cerita yang akan diketengahkan di sini. Uniknya, baik tema, setting tempat dan nuansa yang diangkat ditambah keberadaan aktor Ben Kingsley di sini membuat film ini sekilas tampilannya mirip dengan salah satu hasil penyutradaraan Martin Scorsese, Shutter Island yang juga sama-sama mengetengahkan aksi pengusutan misteri yang ada di sebuah rumah sakit jiwa, meskipun sudah tentu di luar hal itu, sajian antara kedua film ini bak langit dan bumi.
Berbeda dengan film-film horor lainnya yang jadwal perilisannya berdekatan seperti Annabelle, Jessabelle, maupun Ouija yang kesemuanya menyajikan kisah horor karena interaksi dengan arwah gentayangan, pendekatan yang berbeda. Diangkat dari salah satu cerita pendek karya sastrawan kondang Edgar Allan Poe yang berjudul The System of Doctor Tarr and Professor Fether, film ini bukan mengetengahkan teror supranatural yang harus dialami oleh para karakternya, melainkan sebuah kisah drama horor psikologis, di mana tokoh protagonisnya dihadapkan dengan problematika dan misteri yang berada di luar perkiraannya.
Baca juga: Review Film Horns – Interaksi Karakter yang Dipaksakan