Dewasa ini, film mengenai agen mata-mata yang ber-setting di era Perang Dingin mungkin sudah kalah populer dengan film-film spy modern penuh aksi semisal saga James Bond, Jason Bourne (The Bourne Ultimatum), dan Ethan Hawke (Mission Impossible). Padahal film klasik yang mengangkat tema tersebut cukup banyak diproduksi dengan kualitas menawan. Salah satunya adalah The Spy Who Came in from the Cold. Diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya John le Carré, film garapan Martin Ritt ini mendulang kesuksesan secara finansial, mendapat respon yang positif dari kritikus dan meraih banyak penghargaan bergengsi.
Filmnya menceritakan tentang seorang mata-mata Inggris bernama Alec Leamas (Burton) yang ditugaskan ke Jerman Timur bersama rekannya untuk menyelidiki informasi rahasia. Sayangnya tugas tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan rekannya tewas. Leames dipanggil kembali ke Inggris dan dibebastugaskan. Ia kecewa dan akhirnya menjadi seorang alkoholik. Agen mata-mata Jerman Timur yang mengetahui hal tersebut mencoba untuk menggali informasi badan intelejen Inggris dengan memanfaatkan Leamas yang tengah sakit hati. Ia kemudian mengiming-iminginya dengan bayaran tinggi. Leames setuju untuk membantu badan intelejen Jerman Timur asal kontaknya dirahasiakan. Namun, ketika kekasihnya, Nan Perry (Bloom) membocorkan rahasia bahwa Leames masih bekerja untuk badan intelejen Inggris, nyawanya berada dalam bahaya.
Dibuat mendekati alur dalam novelnya dengan hanya sedikit perubahan, film ini dipuji banyak pihak berkat performa impresif Richard Burton sebagai agen mata-mata paruh baya. Di usia senjanya dan tidak setampan dulu, Burton membuktikan bahwa kualitas akting seorang aktor tidak tercermin dari usianya. Film ini juga menjadi semacam antitesis bagi film-film James Bond karena tonenya yang depresif, minim unsur seksi, namun mempunyai cerita yang cerdas. Selain akting, The Spy Who Came in from the Cold juga mendapat pujian berkat tata artistiknya yang mampu menghadirkan atmosfer mencekam serta penyutradaraan Ritt yang apik.