Apa judulnya?
Mangkujiwo.
Lahirnya Kuntilanak Bangkitnya…
Siapa yang menanganinya?
Azhar Kinoi Lubis (Kafir Bersekutu dengan Setan, Ikut Aku ke Neraka) yang disutradarai dari skenario yang disusun oleh Dirmawan Hatta (May) & Ermanto Ahmadullah
Siapa yang memainkannya?
Asmara Abigail, Sudjiwo Tedjo, Septian Dwi Cahyo, Roy Marten, Yasamin Jasem, Djenar Maesa Ayu, Karina Suwandi, Samuel Rizal.
Bagaimana awal mulanya?
Di sebuah desa, Jawa Tengah, di era 1950an, Seorang wanita muda bernama Kanthi dipasung dalam sebuah gubug terasing. Seorang pria bangsawan bernama Brotoseno mendatanginya dan meyakinkan warga desa bahwa ia bisa menyembuhkan sang wanita.
Bagaimana deskripsi singkat film ini?
Merupakan pelengkap legenda Kuntilanak Universe yang pertama kali dirilis pada tahun 2008 dan hingga kini sudah mencapai total lima film, Mangkujiwo adalah start awal yang solid dari universe legenda Kuntilanak yang akan memulai rangkaian babak barunya, seraya menjalin benang merah dengan saga terdahulunya. Kuntilanak sendiri merupakan franchise film horor sukses tanah air.
Bagaimana jika dibandingkan dengan Kuntilanak versi versi-versi sebelumnya ?
Jika dua film Kuntilanak terakhir mengusung tone ringan dengan fokus tokoh lima anak kecil, Mangkujiwo ibarat berusaha mengembalikan tone franchise horor ini ke arah semula, namun dengan muatan yang lebih gelap dan dewasa lagi, serta sarat muatan adegan yang akan menguji ketahanan psikologis penontonnya.
Apakah film ini memiliki kaitan dengan film-film Kuntilanak sebelumnya?
Ya.
Apakah ada karakter maupun benda-benda ikonik dari film-film Kuntilanak yang lain muncul di sini?
Ya.
Apakah karakter utama dari film-film Kuntilanak sebelumnya muncul?
Sayangnya tidak, atau mungkin…belum.
Apa konflik yang melatari kisah ini?
Dendam masa lalu dan perebutan Loji Pusaka, memicu Brotoseno menjalankan rencana pembalasan yang sangat kejam dan brutal pada pesaing bisnisnya, Condrokusumo, dengan menjadikan sanak famili sang target sebagai senjatanya, yang disusun dalam rentang waktu panjang dan melibatkan medium ilmu hitam mistis Jawa.
Apa yang membuat film ini begitu seram?
Horornya bukan dalam bentuk adegan jumpscare seperti pada film horor pada umumnya, namun lebih ke unsur psikologis yang akan mengganggu benak. Kengerian dibangun oleh banyak adegan sadis ataupun yang hingga menjurus menjijikkan yang disajikan cukup eksplisit baik terhadap binatang maupun individu lainnya.
Bagaimana gaya penuturannya?
Film ini memiliki dua garis waktu, yang saling menjelaskan satu sama lain. Satu, mengenai bagaimana Brotoseno melakukan pelbagai ritual pada Kanthi. Kedua, seorang gadis bernama Hanuma menjadi kejaran polisi karena menjadi saksi mata peristiwa pembunuhan.
Apa saja nilai lebih dari film ini?
Adegan per adegannya ditata apik, dan disusun tidak tergesa-gesa, peracikan makanan untuk Kanthi, tata soundnya yang prima, seluruh sesi ritual mengerikan yang dilakukan Brotoseno, gerak-gerik Sadi, tembang-tembang Jawa kuno, adegan aksi menjurus gore, mimpi Condrokusumo, ikatan kerjasama Brotoseno dan Nyi Kenanga, Asmara Abigail sebagai Kanthi, Sudjiwo Tedjo sebagai Brotoseno, senyuman seribu arti Nyi Kenanga. “Parfum Anak Anda.”, “Aku tidak gila, Aku waras…”, ” E manthune..”, “Lingsir Wengi, Sliramu…”
Apa kekurangan film ini?
Beberapa pakaian Hanuma yang agak terkesan terlalu modern untuk zamannya, awal mula konflik Brotoseno dan Condrokusumo, latar belakang Loji Pusaka.
Bagaimana ending film ini?
Adegan aksi banjir darah memuaskan dan paparan pengakuan yang sangat mengusik untuk dikembangkan di kisah kelanjutannya.
Bagaimana secara keseluruhan filmnya?
Mengerikan dan akan membuat bergidik siapapun yang menyaksikannya. Film ini bukan untuk penonton yang berhati lemah dan tidak tahan adegan sadis. Namun, secara kualitas, ini merupakan salah satu film horor solid berkualitas yang sayang dilewatkan khususnya bagi penyuka film-film horor tanah air.