Nama Denis Villeneuve mulai diperhitungkan sebagai sineas jempolan usai film garapannya, Incendies (2010) berhasil dinominasikan sebagai Best Foreign Film di Ajang Academy Awards 2011. Kepiawaian sutradara asal Kanada ini dalam meramu genre drama-crime-thriller begitu terlihat dalam karyanya tersebut. Talentanya semakin diakui kala film Hollywood perdananya, Prisoners (2013) yang menampilkan duet Hugh Jackman, Jake Gyllenhaal mendapat sambutan yang hangat dan disebut-sebut para pengamat sebagai salah satu film terbaik di tahun 2013. Beberapa bulan usai perilisan Prisoners, Villeneuve kembali menjadi bahan perbicangan banyak orang berkat film teranyarnya yang bertajuk Enemy.
Menggandeng Jake Gyllenhaal, aktor yang bekerjasama dengannya dalam Prisoners, kisahnya mengetengahkan seorang dosen sejarah bernama Adam Bell (Gyllenhaal) yang menjalani rutinitas kehidupannya dengan sangat monoton. Hubungan pribadinya dengan sang ibu (Rossellini) dan kekasihnya, Mary (Laurent) pun seakan berjalan di tempat. Hingga suatu hari, ia tak sengaja mendapati bahwa ada seorang aktor bernama Anthony Claire (Gyllenhaal) yang begitu mirip dengannya. Tergerak karena rasa keingintahuannya yang besar, Adam mencoba menghubungi Anthony untuk memastikan bahwa ia tidak sedang berhalusinasi. Maka, tersambunglah ia dengan istri Anthony yang bernama Helen (Gadon). Rasa keingintahuannya tersebut mengubah segalanya.
Diadaptasi lepas dari sebuah buku berjudul The Double karya penulis asal Portugis peraih nobel, José Saramago, Enemy adalah sebuah film drama–thriller dengan tone yang kelam dan simbolik. Hanya meminjam bagian doppelgänger dan nama karakternya saja, film ini lepas dari kisah dalam novelnya dan lebih banyak hasil pemikiran Villeneuve sendiri. Dengan cerdiknya, ia juga menyelipkan laba-laba di beberapa adegan yang menyiratkan sebuah representasi dan renungan dari apa yang dialami sang tokoh utama. Performa Jake Gyllenhaal juga patut mendapat acungan jempol. Berperan sebagai karakter, ia sanggup memerankan kedua karakter yang berbeda sifat ini dengan sangat apik. Bisa dikatakan penyutradaraan Villeneuve dan performa Gyllenhaal lah yang menjadikan film ini terasa spesial.
Enemy mungkin film berbujet minim, namun kandungan filmnya teramat besar. Banyak simbol dan adegan yang hingga kini masih terus diperdebatkan khalayak, khususnya adegan ending yang oleh sebagian kritikus dianggap sebagai salah satu ending paling shocking dalam dekade ini. Villeneuve sendiri menolak untuk menjelaskan petunjuk demi petunjuk yang ia simpan di dalam filmnya. Film peraih lima Canadian Screen Awards ini lebih mudah dikatakan sebagai film yang mengandalkan penceritaannya lewat mood dibandingkan plot ceritanya itu sendiri.