Gereja Katolik Roma yang berpusat di Vatikan merupakan salah satu lembaga tertua di dunia yang dalam dekade terakhir menghadapi perubahan jaman dari cara lama yang kaku, beradaptasi ke cara baru yang lebih toleran.
Debat mengenai pandangan saklek yang diwakili Benediktus XVI (Anthony Hopkins) versus pandangan progresif Bergoglio (Jonathan Pryce) adalah apa yang diangkat dalam The Pope. Film yang disutradarai Fernando Meirelles (City of God) ini terinspirasi oleh peristiwa nyata antara Jorge Bergoglio atau lebih dikenal dengan sebutan Paus Francis saat hendak terpilih dan Paus Benekditus XVI yang lanjut usia dan mendadak ingin resain.
Siapakah Paus Fransiskus ?
Jorge Maria Bergoglio (populer dengan panggilan Pope Francis) yang merupakan mantan uskup Buenos Aires, ditampilkan sebagai sosok progresif. Bergoglio lebih suka memberikan ceramah di udara terbuka serta terlibat langsung dalam proyek menyangkut kaum miskin daripada berpastisipasi dalam ritual penuh keseriusan di Vatikan. Dalam beberapa scene, ia juga digambarkan lebih suka memesan pizza dan minum fanta daripada makan hidangan resmi di Vatikan.
Sebagai seorang imam Yesuit di Argentina, Bergoglio banyak membuat kemajuan pesat. Di usia yang baru menginjak 36 tahun, ia telah menjadi kepala seluruh Jesuit di negara itu dan tetangganya, Uruguay. Namun selama masa jabatan, Bergoglio kehilangan dukungan dari kelompok Jesuit karena tuduhan keterlibatannya dalam “Dirty War” Argentina di kurun waktu 1976 dan 1983. Dalam wawancara pertamanya saat menjabat sebagai paus, Bergoglio mengatakan bahwa sikapnya yang otoriter dan terlalu cepat mengambil keputusan menimbulkan banyak masalah serius dan tuduhan ultra-konservatif.
Kilas balik ke tahun 1990, Bergoglio dilucuti dari tanggung jawab, ia dikirim ke Cordoba, Argentina tengah, dimana ia menghabiskan dua tahun masa kritis di negeri itu. Ketika kembali dan naik lagi sebagai pemimpin Katolik Argentina, Bergoglio menunjukan perubahan kepemimpinan, perspektif baru diperolehnya dari interaksinya bersama orang-orang miskin di Cordoba. Dia memeluk sikap yang lebih liberal menyangkut peran gereja dalam memerangi kemiskinan dan ketidaksetaraan. Sikap yang terus dibawanya hingga ke Vatikan dan oleh karenanya membawa Bergoglio kepada popularitas.
Siapakah Benedictus XVI?
Sebaliknya, Paus Benediktus XVI yang lahir dengan nama Joseph Ratzinger dikenal sebagai pemimpin kaku yang tidak kenal kompromi. Di awal film, ia digambarkan begitu ambisius duduk di tampuk kekuasaan. Dan saat terpilih sebagai paus baru, sebagian orang mendukungnya sementara sebagian lagi yang kecewa menuduhnya Nazi.
Lahir pada tahun 1927, Ratzinger sempat mencicipi rezim Nazi saat berkuasa di tahun 1933. Pada usia 14, ia tergabung dalam kelompok militan Hitler Youth, meskipun orang tuanya menentang rezim tersebut. Namun yang tidak banyak orang ketahui bahwa sepupu Ratzinger yang menderita down syndrome dibinasakan dalam upaya eugenics Nazi (Eugenics: menciptakan ras super dengan mengontrol reproduksi). Hal itu menjadi semacam pukulan bagi Ratzinger muda. Sejak itu, ia pun enggan terlibat dalam rapat Hitler Youth.
Beberapa tahun sesudahnya, Ratzinger adalah seorang akademisi Katolik selama beberapa dekade juga asisten di Konsili Vatikan II pada pertengahan 1960-an. Dan meskipun dia dikenal sebagai sosok yang progresif selama bertahun-tahun, ia menjadi lebih konservatif seiring bertambahnya usia. Pada 1977, Ratzinger menjadi uskup agung Munich dan Freising, dan pada 1981, ia diangkat menjadi pengawas teologis Vatikan di bawah Paus Yohanes Paulus II, di mana ia melayani selama lebih dari dua dekade dan dikenal karena sikapnya yang ketat serta kecerdasannya.
Dalam masa kepemimpinannya, Ratzinger diuji oleh banyaknya pengaduan kasus pelecehan sexual anak yang dituduhkan ke gereja. Menanggapi itu, ia pun mengadakan investigasi, membuat undang-undang baru di tahun 2010 untuk mendisiplinkan para predator berkamuflase jubah. Meskipun begitu, banyak yang percaya bahwa Ratzinger tidak berusaha sepenuhnya menuntaskan semua kasus hingga ke akarnya. Di tahun 2013, Paus Benedict XVI mengundurkan diri dengan alasan kesehatan. Ia tercatat sebagai salah satu dari sedikit Paus yang resain (dari jabatan seumur hidup) sejak terakhir kali terjadi pada abad ke-15.
Dalam The Two Popes, Bergoglio dan Benedict XVI bertemu dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Diawali dari niat Bergoglio bepergian ke Roma untuk meminta izin pensiun yang berujung pada penolakan permintaannya oleh Paus dan malahan rencana Benedict sendiri untuk mundur.
Film Netflix bergaya dokumenter ini menawarkan jendela yang menarik menyelami perdebatan antara dua pemimpin agama yang secara ideologis bertentangan satu sama lain. Sayangnya, situasi serta percakapan-percakapan di antara keduanya, sebagian besar adalah bayangan sang sutradara. Meskipun begitu, surat pengunduran diri Bergoglio sendiri didasarkan pada fakta, tetapi kunjungan berikutnya kepada paus hanyalah fiksi, percakapan antara keduanya pun imajiner belaka. Dalam hal ini, Netflix melakukan langkah berani, karena tidak ada yang tau pasti seperti apa pembicaraan asli kedua tokoh ini. Pertentangan ideologi mereka diperjelas secara kocak lewat scene nobar sepak bola antara regu Argentina dan Jerman pada akhir film.
Akting dingin pemeran Hannibal Lecter dalam memerankan sesosok paus berkepribadian saklek ini patut diacungi jempol, Hopkins berhasil membelokan perspektif, terutama bagi mereka yang terlanjur menyangkut pautkan Ratzinger di kehidupan asli dengan Nazi atau dengan karakter khas Jerman-nya yang keras. Gaya dokumenter dan latar belakang yang hanya berlangsung di beberapa tempat tidak lantas membuat film ini terasa monoton, lantaran mata audiens dimanjakan pemandangan Vatikan sendiri yang megah, dan percakapan dibuat senyata dan semanusiawi mungkin serta terdapat sisipan jenaka antara dua karakter yang pada awalnya saling canggung ini, selain itu audiens juga dibuat penasaran dengan kilas balik masa lalu paus Fransiskus yang dikisahkan dalam gambar bewarna hitam putih.