Film Seni Memahami Kekasih merupakan sebuah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Agus Mulyadi.
Pada novel , lebih menekankankan pada catatan hubungan antara sang penulis dengan sosok perempuan bernama Kalis Mardiasih, yang sangat ia kagumi dan cintai.
Hingga akhirnya IDN Pictures pun mengajak sutradara Jeihan Angga, dengan tiga orang penulis skenario yaitu Agus Mulyadi, Bagus Bramanti dan Rizal Hanun.
Keterlibatan Agus Mulyadi dalam skenario, tentunya agar tetap alur kisahnya membawa jiwa yang tersematkan dalam novelnya.
Serta tentunya juga dengan pemahaman bahwa pada saat transformasi ke dunia film, akan ada banyak penambahan dan penyesuaian.
Fokus Kritik Pada Jiwa Tulisan pada Novel
Saat dialihkan menjadi media film, terdapat satu beban berat saat merubah novel menjadi media film.
Ini mencakup unsur-unsur fantasi dalam buku yang harus ditransformasikan dalam media gambar.
Terkadang perubahan perlu dilakukan, agar penonton memahami dan menangkap jiwa tulisan pada novelnya.
Namun apa yang terjadi dalam film Seni Memahami kekasih ini?
Persyaratan untuk pembuatan skenario telah memenuhi persyaratan yang penulis ambil contoh dari tulisan ini ‘1
Jika dibedah , terasa premis film telah terkandung: (1) karakter & atributnya, (2) aksi/tindakan, (3) konflik yang dihadapi.
Pada poin (3) konflik yang dihadapi , penulis merasakan sekali adanya pengembangan yang diberikan kepada film ini.
Antara lain dengan penambahan karakter sahabat Kalis Mardiasih yaitu Sisca Saras yang berperan sebagai Rahayu. Konon saat ditanyakan alasannya adalah untuk memperkuat dan memperjelas mengenai sisi pribadi Kalis Mardiasih.
Kehadiran Rahayu akan memperjelas , apa yang selama ini diperjuangkan oleh Kalis Mardiasih dan ini nampaknya merupakan pesona yang mebuat Agus Mulyadi jatuh hati dan rela melakukan apapun.
Sampai disini , ini pun menjadikan kekuatan film ini , yang tidak hanya menceritakan akibat, namun pada sebabnya.
Kemudian penulis ingin membawa penonton untuk memperhatikan adegan demi adegan dalam film.
Sosok Cameo akan banyak dimunculkan , demi kepentingan skenario , termasuk di antaranya penulis ini sendiri, yang walaupun sesekali . Namun nampaknya menjadi hati dan suar kegalauan Agus Mulyadi versi film yaitu Elang El Gibran
Namun kehadiran Agus Mulyadi sebenarnya lebih tepat disebut sebagai pemeran pendukung
Mari Dibahas Satu Persatu
Sampai disini sebenarnya masih tidak apa-apa, namun menurut penulis, ada satu bakat terpendam dari Agus Mulyadi asli yaitu kemampuannya sebagai stand up komedi.
Ini otomatis dalam setiap adegan yang ia tampilkan muncul menjadi sebuah Golden Scene yang mematikan akting dari Elang El Gibran itu sendiri.
Penonton tanpa sadar menantikan kehadiran Agus Mulyadi dan nampaknya harapan ini dikabulkan lagi, hingga sempat muncul kembali dengan tetap mencuri perhatian dan menghasilkan Golden Scene.
Menurut penelusuran penulis, dalam industri film Barat ‘2 , ternyata sudah banyak pula terjadi peristiwa semacam ini.
Kembali pada film ini , walaupun dikatakan ini membuat riak komedi segar. namun terasa agak mengganggu , jika fokus pada jiwa tulisan pada novel.
Kemudian dalam sebuah pembahasan mengenai fungsi pemeran figuran ‘3
Kemunculan Agus Mulyadi ini termasuk pada kategori tokoh figuran netral adalah karakter pelengkap yang tak berpihak, baik pada tokoh protagonis ataupun antagonis.
Kehadiran tokoh figuran ini hanya sebagai pelengkap cerita.
Kenyataan yang Terjadi:
Adegan-adegan Agus Mulyadi asli ini telah sempat merebut jiwa dari novel yang sebenarnya memfokuskan pada hubungan asmara antara Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih.
Kemudian penambahan kisah kehidupan Sisca Saras yang berperan sebagai Rahayu.
Walaupun dalam media film ini diperbolehkan untuk memberikan penafsiran baru untuk memperkuat pesan yang disampaikan.
Kehadiran Rahayu justru melebarkan jiwa dari novel, ini dapat membingungkan pesan yang disampaikan.
Apakah ini berfokus pada hubungan Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih, atau pada isyu sosial yang membuat Agus Mulyadi jatuh hati dan rela melakukan apapun
Ini menimbulkan perdebatan tersendiri , namun dalam hal ini penulis mengembalikan lagi pada jiwa pada novelnya.
Kenyataan yang Terjadi:
Munculnya Rahayu dan keluarganya ini telah sempat merebut jiwa dari novel yang sebenarnya memfokuskan pada hubungan asmara antara Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih.
Dua contoh kenyataan yang terjadi ini, sebenarnya bertolak belakang pula dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan pula oleh pasangan asli Agus Mulyadi dan Kalis Mardiasih , melalui media sosial.
Bahwa ini sebuah film yang berfokus pada bagaimana kisah cinta mereka berdua yang apa adanya, dari sudut pandang mayoritas penduduk Indonesia.
Demikian kritik film Seni Memahami Kekasih , dengan fokus kritik pada jiwa tulisan pada novel saat dialihkan menjadi media film.