JAFF 15 direncanakan akan dilangsungkan pada tanggal 25-29 November 2020 secara luring di Kedai Kebun Forum Yogyakarta dan 14 kota lainnya di seluruh Indonesia dan secara daring di kanal Klik Film.
JAFF 15 akan berlangsung di 15 kota dan bekerjasama dengan 15 komunitas film serta mempunyai program online untuk memberikan kesempatan agar bisa dinikmati oleh penonton film di Indonesia.
Perayaan JAFF 15 mengusung tema Kinetik yang merujuk pada gerakan-gerakan yang berasosiasi dengan kekuatan maupun energi. Hal ini mencerminkan gerak tumbuh JAFF sebagai festival dalam usahanya untuk mempenetrasi gerak sinema Asia Pasifik di tengah keadaan yang terus berubah. Kedinamisan gerak ini mewakili usaha-usaha para pegiat sinema yang tidak larut dan menyerah terhadap keadaan.
“Di tengah situasi pandemi, Kinetic menggarisbawahi pentingnya merawat gerak sinema Asia demi menggapai kebesarannya. Masyarakat bersama JAFF 15 dapat terlibat aktif bagimereka yang paling membutuhkan bantuan di tengah krisis, dengan mengarungi gelombang perubahan oleh pesatnya perkembangan teknologi dan transformasi mendasar dalam ekologi media kontemporer”, tutur Budi Irawanto selaku presiden JAFF.
JAFF 15 hadir meretas tantangan di masa yang serba sulit.
Sejatinya, kelahiran JAFF pada tahun 2006 juga bersamaan terjadinya gempa bumi Yogyakarta. Pada saat itu, JAFF menjadi medium pertemuan antara sineas dengan masyarakat yang turut memberikan hiburan dan harapan atas keterpurukan menghadapi bencana melalui sajian sinema-sinema Asia.
“Festival bukan hanya berarti sebagai perayaan. Tetapi sudah seharusnya menjadi energi di tengah sebuah krisis. Di era pandemi seperti ini justru JAFF harus diselenggarakan untuk menumbuhkan semangat perfilman Indonesia”, ujar Ifa Isfansyah, Direktur Festival JAFF 15.
Penyelenggaraan festival tahun ini justru menghasilkan gagasan-gagasan baru secara teknis maupun sajian program-programnya.
View this post on Instagram
Film Mekong 2030 menjadi film pembuka . Film ini merupakan sebuah film antologi berisi lima film naratif pendek yang mengisahkan bagaimana masa depan Sungai Mekong
dari lima perspektif nasional dan budaya yang berbeda.
Berlatar pada tahun 2030, film yang disutradarai oleh lima sineas Asia Tenggara ini mengajak kita untuk secara aktif melindungi sumber air yang memiliki fungsi kritis dalam kehidupan.
Selain Mekong 2030 (2020), JAFF 15 akan menayangkan film-film lain dari seluruh Asia Pasifik.
“Seperti yang sudah-sudah, JAFF selalu memilih film-film yang memiliki daya tarik dalam konteks isu, sosial, ekonomi, dan budaya dari berbagai negara Asia. Selain itu, film-filmyang ditayangkan memiliki bentuk yang bermacam-macam; mulai dari fiksi, dokumenter, hingga hybrid. Keragaman ini merupakan salah satu cara kami dalam merespon gerakan sinema Asia yang selalu bergerak, beradaptasi, dan berkembang seiring berjalannya waktu”, jelas Reza Fahri, program director JAFF 15
Sebanyak 128 film (57 feature dan 71 film pendek) akan ditayangkan pada gelaran JAFF 15 yang terbagi dalam beberapa program, antara lain:
1.Asian Perspectives,
2.JAFF-NETPAC,
3.Light of Asia,
4.Indonesian Films Splash,
5,Special Program dengan Shanghai IFF 2020 dan Kemenparekraf, serta kolaborasi bersama 15 komunitas film. Program Public Lecture dan Masterclass sebagai program non-pemutaran film turut hadir kembali dalam memeriahkan JAFF 15.
JAFF juga bekerja sama dengan FESTIF (Fasilitasi Ide Sinema Kreatif) , akan Launching Fasilitasi Prodiksi Film Pendek Berbahasa Daerah.
Berbagai program yang ada di JAFF dapat disaksikan secara daring maupun luring dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Public Lecture dan Masterclass sebagai program non-pemutaran film turut hadir kembali dalam memeriahkan JAFF 15. Terdapat 3 lokakarya Public Lecture dengan masing-masing
topik serta para pembicara yang telah memiliki kiprah di dunia perfilman.
Public Lecture Kinetik dibawakan bersama Tonny Trimarsanto dan Chand Parwez, When We Listen to your Story! dengan Shanty Harmyn dan Yulia Evina Bhara, serta Robin Moran dan Andhy
Pulung akan mengisi lokakarya yang bertajuk Production Check List. Mira Lesmana, sutradara perempuan Indonesia juga hadir memandu Masterclass dengan tema producing.
Berbagai program yang ada di JAFF dapat disaksikan secara daring maupun luring dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
“Online JAFF akan bekerjasama dengan Klik Film untuk memutar semua program film, Public Lecture, dan Masterclass yang bisa penonton akses selama 5 hari di Indonesia.Kami harap, dengan adanya inisiasi ini, JAFF dapat menjangkau penonton yang lebih luas dan merata ke seluruh wilayah Indonesia. Selain digelar secara online, tahun ini kamimencoba untuk mendekatkan film-film pilihan pada para penontonnya dengan menayangkan film-film tersebut di 15 kota. Hal tersebut dapat terwujud berkat kolaborasi bersama 15 komunitas film. Upaya ini kami lakukan untuk mengaktifkan komunitas film yang sedikit banyak juga terdampak kondisi pandemi.”, ungkap Kamila Andini selaku Direktur Artistik JAFF 15.
Pandemi yang melanda hampir seluruh bagian dunia tidak menyurutkan keterlibatan berbagai negara pada perhelatan JAFF 15. Tercatat ada 29 negara Asia Pasifik yang berpartisipasi di salah satu festival terbesar di Indonesia ini, antara lain Australia, Cambodia, China, Denmark, Germany, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Japan, Kazakhstan, Laos, Lebanon, Malaysia Myanmar, Norwegia, Philippines, Qatar, Serbia, Singapore, Sri Lanka, South Korea, Taiwan, Thailand, Tibet, Turkey, USA, Uzbekistan, Vietnam.