Meskipun telah diumumkan pada tahun 2022, hanya ada sedikit berita tentang film adaptasi dari video game populer, BioShock, yang telah diambil oleh Netflix sebagai film orisinil streaming. Namun, berkat produser Roy Lee, kita sekarang tahu bahwa film ini masih dalam proses pengerjaan, namun dengan anggaran yang jauh lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya. Lee hadir di SDCC untuk membagikan berita tersebut kemarin, yang terjadi di tengah-tengah restrukturisasi yang dilakukan oleh Netflix.
Menurut Variety, film BioShock terbaru masih menggunakan sutradara The Hunger Games, Francis Lawrence (yang saat ini sedang sibuk dengan syuting film adaptasi Stephen King, The Long Walk), namun berkat perubahan struktur organisasi di Netflix baru-baru ini, dimana Dan Lin menggantikan Scott Stuber sebagai kepala film di layanan streaming tersebut, film ini akan dibuat dengan skala yang lebih kecil. Lee mengatakan bahwa BioShock akan menjadi film yang “lebih personal”.
Langkah ini diambil karena Netflix ingin memangkas biaya dan tidak menghabiskan banyak uang untuk memproduksi film orisinal, yang mungkin menjadi pertanda baik bagi BioShock. Dengan alam semesta yang begitu kaya dan latar yang mengesankan, film ini harus mengandalkan banyak CGI untuk menghidupkannya, yang bisa saja menghilangkan fokus cerita film untuk lebih berkonsentrasi pada grafis yang mahal. Kita hanya perlu melihat deskripsi game aslinya untuk mengetahui hal itu.
“ Game ini mengikuti karakter Jack, yang menemukan kota bawah laut Rapture, yang dibangun oleh raksasa bisnis Andrew Ryan sebagai utopia yang terisolasi. Penemuan ADAM, materi genetik yang memberikan kekuatan manusia super, memicu keruntuhan kota yang penuh gejolak. Jack berusaha melarikan diri dari Rapture, melawan para penghuninya yang bermutasi dan makhluk mekanis, sambil berinteraksi dengan beberapa orang yang masih hidup dan mempelajari masa lalu kota tersebut.”
Game BioShock pertama memulai debutnya pada tahun 2007, dan telah melahirkan dua sekuel utama. Judul keempat sedang dalam pengerjaan. Game retro-futuristik ini menggabungkan elemen first-person shooter dan RPG, dan bersetting di lanskap fiksi yang hancur. Jika game yang pertama dan game kedua mengambil lokasi di kota bawah laut Rapture pada tahun 1960, maka game ketiga—BioShock: Infinite—bersetting pada tahun 1912, di kota udara Columbia.
Dibuat oleh Ken Levine, seri game ini meminjam ide dari para pemikir dan penulis seperti Ayn Rand, Aldous Huxley dan George Orwell, dan menangani tema-tema seperti pengasingan dan utopia Amerika. Jika digabungkan, game-game tersebut telah terjual hampir 40 juta kopi, menjadikan BioShock sebagai salah satu franchise video game dengan penjualan terbaik sepanjang masa.