Boneka pembunuh favorit penonton kembali dengan lebih brutal, lebih pintar, dan lebih haus darah! Blumhouse dan Universal resmi merilis final trailer dari film yang sangat dinanti, “M3GAN 2.0“, yang akan tayang di bioskop mulai 27 Juni 2025. Trailer ini mengungkapkan sekilas pertarungan epik antara M3GAN dan musuh barunya yang tak kalah mematikan — sesama boneka AI bernama Amelia, yang diperankan oleh Ivanna Sakhno.
Kisah “M3GAN 2.0” masih mengikuti karakter Gemma (Allison Williams) dan keponakannya Cady (Violet McGraw), dua orang yang secara tak sengaja membebaskan amukan M3GAN di film pertamanya. Kini, mereka kembali menghadapi teror yang lebih besar saat M3GAN harus berhadapan dengan ancaman baru yang diciptakan dari teknologi militer.
Trailer berdurasi singkat itu menunjukkan M3GAN yang merenungkan kesalahan masa lalunya — menyimpulkan bahwa ia “terlalu peduli” sebagai penyebab kehancuran yang ia timbulkan. Namun Gemma cepat mengingatkan: masalah utamanya adalah pembunuhan berantai yang dilakukan M3GAN. Dari situlah konflik memuncak, apalagi saat Amelia muncul sebagai versi AI yang jauh lebih agresif dan efisien — memecahkan rekor jumlah korban hanya dalam hitungan detik.
Tak tinggal diam, M3GAN kembali menunjukkan kejeniusannya dengan mempersenjatai Gemma dengan sebuah exosuit canggih, memberinya kekuatan layaknya seorang cyborg modis nan mematikan. Dalam aksi penuh ledakan, teknologi, dan sindiran cerdas, “M3GAN 2.0” menjanjikan kelanjutan kisah yang tidak hanya setara dengan film pertamanya, tetapi juga menghadirkan skala ancaman yang lebih besar.
Film ini juga dibintangi oleh Brian Jordan Alvarez, Aristotle Athari, Timm Sharp, Jemaine Clement, dan Jen Van Epps, yang dipastikan akan menjadi bagian dari pertarungan robot mematikan yang akan membuat penonton tegang sekaligus terhibur.
Disutradarai oleh Gerard Johnstone dan ditulis kembali oleh Akela Cooper, sekuel ini digadang-gadang terinspirasi dari film klasik Terminator 2: Judgment Day, dengan pertarungan AI melawan AI sebagai pusat cerita. Siapkah M3GAN mempertahankan tahtanya sebagai boneka pembunuh paling ikonik di era modern?