NOBITA’S SKY UTOPIA
NOBITA’S SKY UTOPIA merupakan film ke-42 dari anime Doraemon , ini menceritakan saat Nobita tanpa sadar melihat sesuatu di langit.
Ia pun penasaran, namun seperti biasa teman-temannya sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan tak menganggap serius.
Dekisugi, kemudian menceritakan mengenai Utopia, sebuah tempat damai, tanpa ada kekerasan dan konflik.
Nobita pun merasa penasaran dan beranggapan mungkin yang ia lihat adalah Utopia.
Doraemon seperti biasa mendengarkan cerita Nobita, berkat “Time Report”. Doraemon pun mendukung pendapat Nobita.
Setelah berhasil menemukan data bahwa pernah ada yang melihat benda aneh di langit, Doraemon dan Nobita beserta Sizuka, Suneo, Giant, pergi bersama mencari Utopia dengan menaiki pesawat waktu Zeppelin.
Disinilah kemudian petualangan dimulai.
REVIEW NOBITA’S SKY UTOPIA
Seperti pada umumnya Doraemon selalu membawa kantung ajaibnya, namun kali ini nampaknya pesan “recycle” sedang diusung.
Pesan ini berulang kali muncul, saat hendak mencari benda, yang dapat dipergunakan dari kantung ajaib tersebut.
Pesan recycle ini pula nantinya yang menjadi titik puncak solusi dari permasalahan.
Doraemon The Movie, memang selalu memuat pesan-pesan bertemakan isyu sosial yang sedang marak belakangan ini.
Bisa dikatakan , anime ini mengikuti trend masa kini.
Itulah sebanya mengapa, para penonton setianya, selalu menunggu-nunggu film layar lebarnya.
Kali ini dengan gambar yang imajinatif, memang mampu memberikan pesan kepada anak-anak usia tanggung akan hal ini.
Karakter Beragam
Pencipta Dotaemon ,Fujiko F. Fujio , mungkin telah wafat pada tahun 1996.
Namun penerusnya saat ini yaitu di bawah pimpinan Yoshiaki Itou , ide awal dan imajinasi yang termuat pada anime ini, tetap dipertahankan.
Ragam karakter disesuaikan dengan dunia anak-anak.
Dalam setiap filmnya pun akan selalu ada karakter baik dan tak baik.
Untuk Doraemon The Movie, Takumi Doyama, yang mengerjakan storyboard dan penyutradaraan anime TV “Doraemon”, ditunjuk sebagai sutradara.
Sementara itu, naskah film ini ditulis oleh Ryota Furusawa, yang bergabung dengan “Doraemon” untuk pertama kalinya.
Kali ini adalah Sonya , kucing yang memiliki sifat baik, terkelabui oleh sosok yang ia kagumi.
Ini seakan memberikan pesan, untuk anak-anak tanggung, agar berhati-hati dalam mengidolakan seseorang.
Terlebih jika sesuatu yang terlihat nyaman untuk dirinya.
Sesuatu yang terlihat bagus, belum tentu baik dan juga belum tentu tulus untuk dirinya.
Kemudian karakter tidak baik, jatuh pada sosok profesor yang nampaknya mengalami penderitaan semasa kecil.
Ini pun mengandung unsur perundungan, yang nampaknya saat ini, menjadi perhatian di seluruh dunia.
Profesor ini digambarkan, untuk mengatasi penderitaannya pun, hendak membuat dunia yang aman bagi anak-anak.
Hanya caranya kurang tepat, sehingga banyak orang dewasa yang tak setuju.
Pesan-pesan ini memang terasa pas dihadirkan , bagi penonton anak-anak usia tanggung.
Melalui gambar khas Doraemon, seluruh penontonpun keluar dari bioskop dengan hati riang, tanpa terbebani pesan, yang tentunya perlahan telah masuk kedalam hati mereka.