Mulai tanggal 24 Maret 2022, sobat Cinemags bisa menyaksikan serial baru yang diadaptasi dari seri video game kenamaan dari Xbox Game Studios, Halo. Serial tersebut mengisahkan perjuangan United Nations Space Command (UNSC) untuk melindungi umat manusia dalam menghadapi ancaman ras alien Covenant. Halo dibintangi oleh Pablo Schreiber (13 Hours, Den of Thieves, Skyscraper), berperan sebagai protagonis utama Master Chief. Ia didampingi sejumlah nama lain seperti Natascha McElhone, Yerin Ha, Charlie Murphy, Jen Taylor, dan lain sebagainya.
Sebelum Halo, sebenarnya sudah banyak serial yang diadaptasi dari beragam seri video game kenamaan. Tapi, seperti halnya film layar lebar, tayangan macam ini kebanyakan hanya ditujukan bagi kalangan gamer saja, yang memang sudah mengenal judul yang dimaksud. Untunglah, dewasa ini pihak studio mempertimbangkan non-gamer saat hendak mengadaptasi game menjadi serial, supaya mereka bisa ikut menikmatinya tanpa harus mengetahui permainan tersebut lebih dahulu.
Di samping Halo, ternyata masih banyak serial menarik lainnya yang diadaptasi dari berbagai video game, baik yang sedang/sudah ditayangkan atau yang berada dalam tahap penggarapan. Ingin tahu serial mana saja menurut Cinemags dapat memuaskan tidak hanya kalangan gamer tapi juga moviegoers? Then check it out! [Aseek]
- CASTLEVANIA SPIN-OFF
Walau berbentuk animasi, dukungan cerita berkualitas yang dikembangkan oleh Warren Ellis dalam tone yang dewasa, membuat Castlevania mendapat sambutan hangat baik dari kalangan gamer maupun non-gamer. Setelah mengakhiri kisahnya di tahun 2021 lalu, Netflix mengumumkan bahwa mereka akan menciptakan serial spin-off yang berada dalam universe sama. Mengambil setting Prancis di masa French Revolution, kisahnya akan difokuskan pada Richter Belmont – keturunan Trevor Belmont dan Sypha Belnades, protagonis dari serial orisinalnya – bersama seorang gadis bernama Maria Renard.
Diperkirakan kalau spin-off ini akan mengadaptasi elemen dalam video game Castlevania: Rondo of Blood atau Castlevania: Symphony of the Night sebagai setting ceritanya, di mana Richter dan Maria muncul dalam kedua game tersebut. Akankah Alucard, putra Dracula yang membantu Trevor dalam serial sebelumnya, akan kembali hadir di sini?
- ARCANE
Untuk menggenjot popularitas game garapannya, League of Legends, Riot Games menciptakan seri animasi Arcane bagi Netflix. Ceritanya difokuskan pada Vi dan Jinx (awalnya bernama Powder), dua bersaudari yang terpisah karena membela kubu berbeda dalam peperangan antara dua kubu yang berkuasa. Walau dunia yang jadi setting utamanya punya lore yang sangat luas, filmmaker mampu memberikan info tentang hal ini tanpa terkesan menggurui. Selain itu, kisah yang sarat konflik serta performa para voice actor/actress yang berkualitas tidak hanya mampu menarik perhatian fans game-nya, tapi juga mereka yang baru mengenal League of Legends via serial ini.
Tingginya popularitas yang diperoleh Arcane meyakinkan Riot Games dan Netflix untuk menciptakan season keduanya, yang menurut infonya bakal rilis tahun 2022. Diperkirakan Hailee Steinfeld (Vi) dan Ella Purnell (Jinx) kembali hadir dalam season kedua ini, dan kemungkinan kita bisa menemukan sejumlah karakter baru.
- THE LAST OF US
Popularitas video game garapan developer Naughty Dog ini sempat menarik minat industri film Hollywood untuk mengangkatnya menjadi film layar lebar. Walau sayangnya proyek yang dimaksud tidak terwujud, HBO bergerak cepat dengan mengadopsi permainan itu menjadi serial live action. Digadang-gadang sebagai produksi televisi terbesar dalam sejarah Kanada, The Last of Us bercerita tentang perjuangan Joel (Pedro Pascal) mengantarkan Ellie (Bella Ramsey) melintasi Amerika untuk mencapai sebuah lokasi tertentu. Dan hal itu bukan tugas yang mudah, karena dunia berada dalam keadaan kacau akibat terjadinya zombie outbreak yang disebabkan jamur cordyceps.
Kreator miniseri Chernobyl, Craig Mazin, bekerja sama dengan Neil Druckmann sang penulis naskah seri game The Last of Us untuk menciptakan storyline yang tidak hanya menampilkan beragam action, tapi juga dilengkapi dengan drama yang membuatnya menarik untuk disimak.
- TWISTED METAL
Agak sulit membayangkan seperti apa bentuk serial Twisted Metal garapan Sony Pictures Entertainment, yang dijadwalkan tayang di streaming platform Peacock. Pasalnya, seri game-nya sendiri memiliki banyak karakter yang bisa dimainkan, masing-masing dengan background story tersendiri. Tapi dari sejumlah info, tampaknya serial yang masing-masing berdurasi 30 menit ini bakal difokuskan pada John Doe, dimainkan oleh pemeran Falcon dalam lini film MCU yakni Anthony Mackie.
Serial ini bercerita tentang seorang outsider yang dijanjikan kehidupan yang lebih baik, jika ia bisa mengantarkan paket misterius melintasi dunia post-apocalyptic. Tapi untuk itu ia harus menghadapi ancaman para marauders dengan kendaraan perangnya, termasuk sesosok badut gila yang mengendarai truk es krim. Dengan terlibatnya Rhett Reese dan Paul Vernick (Zombieland, G.I. Joe: Retaliation, Deadpool), Twisted Metal mungkin akan menjadi serial komedi yang sarat dengan aksi-aksi tingkat tinggi.
- CAPTAIN LASERHAWK: A BLOOD DRAGON REMIX
Berbeda dengan judul-judul lainnya, Ubisoft memilih untuk mengangkat sebuah expansion (bukan game utamanya) menjadi serial animasi – tepatnya ekspansi Blood Dragon untuk game Far Cry 3. Pasalnya, tidak seperti game orisinalnya, Far Cry 3: Blood Dragon mengajak player untuk bertualang di dunia futuristis dan menjalani peperangan yang menegangkan. Hal inilah yang nampaknya ingin diangkat oleh Ubisoft melalui serial garapannya yang berjudul Captain Laserhawk: A Blood Dragon Remix.
Adi Shankar, produser yang sukses membesut seri Castlevania untuk Netflix, dipercaya mengembangkan seri adult animation yang dimaksud, bersama sejumlah perwakilan dari Ubisoft seperti Hélène Juguet, Hugo Revon, dan Gérard Guillemot. Penggarapan animasi Captain Laserhawk: A Blood Dragon Remix diserahkan pada studio animasi asal Prancis, Bobbypills. Untuk sementara, belum diketahui siapa saja yang terlibat dalam penggarapan seri animasi tersebut.
- ASSASSIN’S CREED
Tidak seperti seri video game-nya, film layar lebar Assassin’s Creed yang dibuat dengan bujet tinggi dan berhiaskan nama-nama besar macam Michael Fassbender, Marion Cotillard dan Jeremy Irons, berakhir flop di pasaran. Namun, semua itu rupanya tidak menyurutkan semangat Ubisoft untuk mengangkat seri game andalannya ke media lain. Hal tersebut dibuktikan dengan penggarapan serial live action Assassin’s Creed yang dilakukan oleh Ubisoft Film & Television, bekerja sama dengan streaming platform Netflix.
Jason Altman serta Danielle Kreinik dari Ubisoft Film & Television bakal bertindak sebagai executive producer. “Kami merasa excited menggarap seri Assassin’s Creed bersama Netflix, dan kami berharap dapat mengembangkan saga selanjutnya dalam Assassin’s Creed universe” ungkap keduanya. Jeb Stuart, scriptwriter pencipta naskah untuk Die Hard (1988), The Fugitive (1993), dan serial Vikings: Valhalla (2022), dipercaya untuk menjadi showrunner bagi serial Assassin’s Creed.
- TOM CLANCY’S SPLINTER CELL
Espionase jadi salah satu tema yang menarik perhatian audiens, karena biasanya memiliki plot yang dipenuhi twist menarik serta aksi-aksi menegangkan. Mungkin hal itulah yang membuat developer Ubisoft tertarik mengangkat Tom Clancy’s Splinter Cell, salah satu seri video game andalannya, menjadi serial animasi. Belum banyak info yang bisa digali mengenai serial yang dimaksud, kecuali bahwa Derek Kolstad, penulis naskah bagi seri film John Wick – dari film pertamanya hingga Chapter 4 – dipercaya sebagai executive producer, sementara animasinya akan dikembangkan oleh studio Sun Creature and Fost.
Seri game Splinter Cell berkisah tentang Sam Fisher selaku agen Third Echelon, divisi black ops milik NSA (National Security Agency). Ia sering ditugaskan untuk menggagalkan rencana para teroris berbahaya – salah satunya berasal dari Indonesia. Tapi setelah putrinya tewas terbunuh, Fisher meninggalkan Third Echelon untuk menyelidiki kasus tersebut, keputusan yang justru membuatnya diburu oleh agensinya sendiri!
- DEVIL MAY CRY
Adi Shankar nampaknya menjadi “tokoh sentral” dalam urusan game adaptation, karena ia dipercayai untuk mengerjakan sejumlah serial berbasis video game. Pada akhir tahun 2018 lalu, ia mengumumkan bahwa dirinya telah mengantongi izin menciptakan seri animasi untuk Netflix yang dibuat berdasarkan seri game buatan Capcom, Devil May Cry. Shankar bekerja sama dengan Alex Larsen, penulis naskah untuk film Bodied (2017) dan juga sejumlah episode dalam seri animasi Yasuke, untuk mengembangkan storyline-nya. Disebutkan bahwa sejumlah karakter favorit seperti Dante, Vergil, Lady dan masih banyak lagi, bakal muncul dalam seri animasi tersebut.
Shankar berkata bahwa ia dan Larsen telah menyelesaikan naskah untuk season pertama Devil May Cry, yang terdiri dari 8 episode. Namun, seperti halnya seri Castlevania, ia berencana menciptakan multi-season arc sehingga cerita dalam seri animasinya tidak selesai setelah musim pertamanya berakhir. Hiroyuki Kobayashi, produser dari game Devil May Cry pertama dan keempat, bertugas mengawasi pengerjaan serial tersebut – seperti yang dilakukannya bagi seri Devil May Cry: The Animated Series buatan studio Madhouse.