Siang itu cahaya matahari sembunyi di balik awan yang kian menghitam. Sejumlah crew film Ada Apa dengan Cinta? 2 tampak tetap mengatur set di luar sebuah cafe atau kantor, seakan berharap hujan tak mampir di lokasi syuting. Tak jauh dari set, para pemain tampak bersiap-siap. Terlihat di sana ada Adinia Wirasti yang berperan sebagai Karmen. Aktris yang berperan sebagai cewek tomboy dalam AADC pertama ini sedang dirias. Penampilannya sedikit berbeda dari karakter Karmen yang dikenal, apakah dalam sekuelnya pemain basket ini berubah tidak lagi tomboy?
Ketika ditanya seperti itu, aktris yang pernah menyabet Piala Citra tahun 2005 ini memberikan jawaban yang menggantung, “14 tahun bukan waktu yang sebentar. Manusia semuanya berkembang. Kami sebagai pemain harus mengarang bebas membayangkan apa yang terjadi selama 14 tahun ini,” ujarnya yang ditemui di sela-sela syuting di kawasan Kemang, Jakarta, (22/11/2015)
Lebih lanjut, salah satu geng Cinta ini menuturkan bahwa film yang dimainkannya merupakan sebuah tantangan, mengingat jaraknya 14 tahun dari film pertamanya, sehingga butuh pendalaman yang sangat serius. “Syuting AADC kaya pulang ke rumah karena kita semua satu almamater. Persiapannya banyak dan cukup panjang. Harus reading, harus ngebayangin dan mempersiapkan ini-itu, tapi kami melakukan ini dengan cinta dan untuk Cinta. Makanya kerja atau tidak, selalu enjoy yang paling seru bisa ngumpul lagi dengan AADC,” paparnya.
Pada siang itu, film yang kini disutradarai oleh Riri Riza berencana pengambilan gambar Dian Sastrawardoyo untuk adegan di sebuah cafe dan kedatangan Karmen mengunjungi tempat tersebut. Namun, hujan mengguyur set di luar kantor terlebih dahulu. Spontan, berbondong-bondong kru Miles Films dengan gesit menyingkirkan segala peralatannya dari sentuhan hujan.
Sambil menunggu hujan yang tak kunjung reda, pengambilan gambar berpindah ke dalam. Di sana hanya ada pemeran Cinta (Dian Sastro) dan beberapa figuran. Dalam adegan ini, Cinta hanya sendirian di ruangannya yang dikelilingi oleh buku dan lukisan. Sang sutradara serius memperhatikan akting pemainnya dengan teliti. Dalam adegan itu Cinta hanya membaca sebuah pesan singkat. Sekilas tidak ada yang spesial dalam adegan itu.
Sekalipun sang tokoh utama tidak berdialog secara verbal di adegan itu, namun ekpresi wajah dan tubuhnya jelas menandakan sesuatu yang mungkin membawa pada sebuah konflik. Apa yang akan terjadi? Ataukah ini hanya sebatas membaca pesan biasa, sekedar memperpanjang durasi? Namun rasanya tidak mungkin, mengingat jejak karya peraih sutradara terbaik FFI 2005 ini selalu menyuguhkan shot penting dalam film-filmnya.
Walaupun adegan yang dikerjakannya tergolong sederhana, bukan berarti sutradara ini jadi bersantai. Selain itu, bukan Riri namanya bila gampang puas. Take berkali-kali pun dilakukan hanya untuk adegan tersebut. Tidak jarang sutradara terbaik versi Asian Film Festival 2013 ini berdiri dari kursi singasananya menghampiri Dian untuk berdiskusi tentang akting. Di sisi lain, Mira Lesmana turut hadir ke lokasi. Wanita yang memproduseri film-film berkualitas ini duduk memantau perkembangan syuting di hari ke- 22 itu. Sesekali ia tersenyum melihat kinerja kru dan pemainnya yang cekatan.
Hujan berlabuh tidak lama. Perlahan gumpalan awan tercerai berai menyisikan rintik hujan yang meninggalkan genangan yang terinjak beberapa kru saat mengatur ulang set kedatangan Karmen. Rangga (Nicholas Saputera) tidak tampak batang hidungnya hingga menjelang senja. Beberapa pemain baru pun Ario Bayu dan Christian Sugiono tidak ada dalam scene tersebut. Mungkin kehadiran pemain baru ini akan menjadi sebuah kejutan dalam film ini. Kendati demikian, sebagai proses syuting, film yang direncanakan rilis bulan April 2016 ini tergolong rapih dan cekatan dalam mengeksekusi jalannya cerita.