Yandy Laurens
Merupakan salah satu sutradara dengan karya-karyanya yang menarik perhatian seperti :
– Keluarga Cemara (2018):
Film ini menceritakan tentang keluarga sederhana yang menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. Diadaptasi dari cerita bersambung di majalah Hai, film ini berhasil meraih popularitas luar biasa dan memenangkan beberapa penghargaan
– Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (2023):
Film romantis ini bercerita tentang Bagus, seorang penulis skenario yang bertemu kembali dengan Hana, teman SMA dan pujaan hatinya. Film ini mengangkat tema hubungan pria dan wanita di usia 40 tahun yang penuh tantangan
– Wan An (2012):
Film pendek ini bercerita tentang pasangan suami istri lanjut usia yang menunjukkan kasih sayang mereka melalui ucapan sederhana “wan an”. Film ini meraih Piala Citra untuk kategori Film Pendek Terbaik .
Videonya sebagai berikut:
– Yang Hilang dalam Cinta (2022):
Serial ini mengeksplorasi tema kehilangan dan cinta yang rumit. Dengan pengembangan karakter yang mendalam, Yandy berhasil menciptakan cerita yang menyentuh hati penontonnya
-1 Kakak 7 Ponakan
Kali ini Cinemags berkesempatan untuk menanyakan alasan mengapa Yandy, tertarik untuk membuat versi film dari sinetron lama karya Arswendo berjudul 1 kakak 7 ponakan.
Bagi Yandy, saat ia menonton sinetron tersebut, ada rasa hangat dan pemikiran mendalam yang melintas dalam hati dan pikirannya.
Salah satu yang berkesan adalah ajakan dari almarhum Arswendo, untuk berbuat baik.
Ini ditampilkan dari sisi humanis Moko , yang harus secara mendadak bertanggung jawab akan keutuhan dan keberlangsungan kehidupan satu keluarga.
Yandy pun menyampaikan setelah merenung beberapa saat , bagaimana ia merasa bahwa ternyata berbuat baik itu menyenangkan.
Ia juga kilas balik, saat menceritakan betapa ia tak begitu mengenal sinetron ini, namun tertarik akan judulnya yang unik.
Ada total 60 episode pada sinetron tersebut, lalu ia mencoba untuk menonton beberapa , dan langsung menyukainya.
Tersendat-sendat ia pun mengutarakan perasaannya, saat bagaimana beberapa episode sinteron tersebut mengena di hatinya.
Hingga saat ia keluar dari ruang kerjapun, masih terasa pesan mendalam dari alm Arswendo tersebut.
Penutupnya ia pun mengajak agar, penontonnya berbuat baik layaknya Moko dalam film 1 Kakak 7 Ponakan.
Film ini diadaptasi dari karya Arswendo Atmowiloto pada 1996, Moko adalah arsitek muda yang mendadak harus mengurus tujuh keponakannya
Pilihan hidup Moko mencerminkan dilema yang akrab bagi banyak orang Indonesia.
Ini adalah sebuah film untuk keluarga , yang di era tahun 80 hingga 90 an masih banyak dan menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu pemutarannya oleh penonton Indonesia
Film 1 Kakak 7 Ponakan, adalah ajakan untuk berbuat kebaikan #1kakak7ponakan pic.twitter.com/9HQK3k9q1t
— Cinemags (@cinemagsnews) February 3, 2025