Pendidikan sudah menjadi kebutuhan umum yang sangat penting bagi siapa pun. Di era modern ini, setiap individu seharusnya berhak menikmati pendidikan. Kalau sudah sadar bahwa pendidikan merupakan hal yang penting, bukankah sewajarnya lingkungan di mana pun di seluruh dunia mendukung pendidikan bagi rakyatnya? Sayang, untuk dapat berpikir demikian, masih terlalu naif. Masalah yang menyertai pendidikan selalu muncul seiring dengan perkembangan zaman, berakar dari pergerakan kehidupan manusia yang tidak pernah berhenti berubah. Hambatan ekonomi, huru-hara politik, peperangan, konflik berbau rasial, kesukuan atau keagamaan. Bagaimanakah dunia perfilman sebagai salah satu media komunikasi penyalur opini melihat fenomena ini?
Sejak dahulu ternyata telah banyak sutradara yang mengangkat film berlandaskan ide akan adanya hambatan yang memengaruhi pendidikan. Entah itu sutradara Indonesia, Hongkong, bahkan Amerika. Karena hambatan pendidikan pasti selalu ada, entah itu di Negara berkembang atau Negara maju. Hambatan yang diangkatnya pun bermacam-macam entah itu berasal dar isu sosial, politik, budaya, atau ekonomi. Pada bulletin ini kami telah merangkum beberapa isu yang menjadi hambatan pada film-film yang telah kami resensi di awal. Kami menemukan kesamaan isu yang kemudian dapat dijadikan bahan evaluasi bagi penyelesaian hambatan pendidikan kedepannya. Hambatan-hambatan tersbut di antaranya, sebagai berikut.
HAMBATAN EKONOMI
Perusahaan industri pertambangan Timah yang sudah sejak lama beridi di Belitung menjadi tonggak utama kehidupan ekonomi masyarakat Belitung pada umumnya. Banyak warga Belitung yang menjadi petani kopra dan buruh pada perusahaan tersebut. Meski menyerap banyak tenaga kerja dan menghasilkan banyak keuntungan, keberadaan perusahan tambang di tanah Belitung tidak membuat warganya jadi sejahtera.
Bahkan untuk mengenyam pendidikan dasar masih merupakan hal yang istimewa bagi anak-anak asli Belitung yang tinggal di sekitar lokasi penambangan timah. Sarana dan pra sarana yang kurang memadai, akses menuju sekolah yang terbatas, dan besarnya biaya pendidikan membuat anak-anak di sekitar lokasi pertambangan tidak mengenyam pendidikan dan memilih untuk menjadi petani kopra atau buruh tambang.
Seperti halnya yang digambarkan pada film Laskar Pelangi di mana hanya tersisa satu sekolah saja yang bisa menampung anak-anak bersekolah dengan biaya yang minim. Dengan sekolah yang juga terancam ditutup bila tidak murid yang diterima kurang dari jumlah yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan setempat. Sedangkan masih dalam lokasi yang sama terdapat sekolah yang sangat layak dikhususkan untuk anak-anak petinggi pegawai perusahaan timah. Terlihat bahwa status ekonomi saja dapat menentukan kelayakan seorang dapat bersekolah di mana.
Masalah ekonomi tidak hanya melanda negara-negara berkembang, tetapi negara-negara maju juga masih mengalami masalah yang serupa. Masih banyak orang yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Masih ada pula orang-orang karena masalah ekonomi yang melanda, mereka berpikir bahwa anak-anak mereka tidak perlu bersekolah, tetapi membantu mereka dalam bekerja untuk mengurangi beban keuangan. Walaupun masalah ini adalah masalah yang berada di sekitar kita, tetapi masih banyak orang-orang mampu yang tidak peduli dan tidak mau membantu orang-orang di sekitar mereka, atau bahkan bukannya membantu, tetapi mereka malah memperburuk keadaan mereka. Dalam film berdasarkan kisah nyata yang berjudul Little Big Master, kita dapat melihat kondisi keluarga di Hongkong yang mengalami kesulitan dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Dalam film ini kita dapat melihat saat ada beberapa murid yang berhalangan hadir ke sekolah pada suatu hari karena keluarga mereka sedang bermasalah dan perlu membantu orangtuanya bekerja pada hari itu, bahkan ada suatu adegan yang memperlihatkan seorang orangtua yang berencana memberhentikan anaknya dari bersekolah hanya karena mereka tidak mampu membiayai transportasi dari rumahnya ke sekolah. Dalam film ini kita juga dapat melihat orang-orang yang mampu tetapi hanya menjelek-jelekkan sekolah tempat orang-orang yang tidak mampu di sekitar tempat tinggal mereka bersusah-payah mendapatkan pendidikan yang layak.
HAMBATAN PEPERANGAN
Perang antar suku di Papua sebenarnya sudah menjadi pekerjaan rumah Indonesia sejak lama. Papua memang merupakan daerah dengan warganya yang masih menjunjung tinggi adat dan norma suku mereka masing-masing. Bila terdapat konflik antar suku entah itu konflik isu sosial, politik, budaya, atau ekonomi penyelesaiannya berujung pada peperangan.
Ketika Juli sampai Agustus 2011 adalah saat ketika kembali Papua bergejolak karena adanya gerakan Operasi Papua Merdeka (OPM). Pemeberitaan tentang konflik di papua muncul diberbagai media massa. Melihat peristiwa ini kemudian menginspirasi Ari Sihasale untuk membuat film Di Timur Matahari. Untuk membuktikan bahwa sebenarnya keadaan di sana aman. Memberi pesan damai, Papua juga Indonesia dan mereka cinta damai. Ini adalah usahanya untuk memotret kehidupan Papua yang sesungguhnya, juga untuk berbicara bahwa arti pendidikan bagi siapa pun sangat penting. Dengan berpendidikan kita akan menjadi generasi yang berwawasan luas, menjunjung tinggi kedamaian untuk meraih masa depan yang lebih baik.
ISU RASIAL DAN KEAGAMAAN
Masalah SARA adalah suatu masalah yang dianggap serius pada jaman sekarang ini, tetapi dahulu masalah ini dianggap masalah sepele, hal ini menyebabkan beberapa kelompok dikucilkan, atau bahkan dibenci sehingga orang-orang dari kelompok tersebut. Contoh dari hal ini terjadi pada masyarakat yahudi dimana pada saat sebelum Israel terbentuk. Pada saat itu masyarakat yahudi menyebar di beberapa negara Eropa, hingga pada perang dunia dua, NAZI melakukan suatu tindakan, yaitu membunuh seluruh orang yahudi di wilayah kekuasaan, yaitu Eropa. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yahudi yang harus pindah dari Eropa ke negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dll. Selain di Eropa, masyarakat yahudi juga tidak disukai masyarakat lain, salah satu hal yang menyebabkan hal tersebut adalah perselisihan dalam kepercayaan agama dimana dalam beberapa agama, kaum yahudi dianggap sebagai “musuh” agama tersebut sehingga banyak orang yang membenci orang-orang yahudi. Hal ini dapat menyebabkan generalisasi yang buruk dari masyarakat sehingga orang-orang yahudi di suatu tempat tidak dianggap dan masa depan mereka menjadi tidak jelas, atau bahkan terancam. Masalah-masalah seperti ini dapat dalam film School Ties yang menceritakan tentang seseorang beragama yahudi yang bersekolah di sekolah katolik. Dalam film ini diperlihatkan bahwa murid-murid di sekolah tersebut menganggap orang-orang yahudi adalah orang-orang yang buruk karena keserakahan, hal ini menyebabkan murid-murid di sekolah tersebut membenci dan meninggalkan orang tersebut. Dalam film ini kita juga dapat melihat ada seorang murid yang berusaha membuatnya marah dengan menunjukkan sesuatu yang buruk yang berkaitan dengan pembantaian kaum yahudi oleh NAZI.