Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop
No Result
View All Result
Cinemags
No Result
View All Result

Hambatan dalam Dunia Pendidikan di Berbagai Film

by Kent
November 12, 2015
in Articles, User News
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

Pendidikan sudah menjadi kebutuhan umum yang sangat penting bagi siapa pun. Di era modern ini, setiap individu seharusnya berhak menikmati pendidikan. Kalau sudah sadar bahwa pendidikan merupakan hal yang penting, bukankah sewajarnya lingkungan di mana pun di seluruh dunia mendukung pendidikan bagi rakyatnya? Sayang, untuk dapat berpikir demikian, masih terlalu naif. Masalah yang menyertai pendidikan selalu muncul seiring dengan perkembangan zaman, berakar dari pergerakan kehidupan manusia yang tidak pernah berhenti berubah. Hambatan ekonomi, huru-hara politik, peperangan, konflik berbau rasial, kesukuan atau keagamaan. Bagaimanakah dunia perfilman sebagai salah satu media komunikasi penyalur opini melihat fenomena ini?

Sejak dahulu ternyata telah banyak sutradara yang mengangkat film berlandaskan ide akan adanya hambatan yang memengaruhi pendidikan. Entah itu sutradara Indonesia, Hongkong, bahkan Amerika. Karena hambatan pendidikan pasti selalu ada, entah itu di Negara berkembang atau Negara maju. Hambatan yang diangkatnya pun bermacam-macam entah itu berasal dar isu sosial, politik, budaya, atau ekonomi. Pada bulletin ini kami telah merangkum beberapa isu yang menjadi hambatan pada film-film yang telah kami resensi di awal. Kami menemukan kesamaan isu yang kemudian dapat dijadikan bahan evaluasi bagi penyelesaian hambatan pendidikan kedepannya. Hambatan-hambatan tersbut di antaranya, sebagai berikut.

HAMBATAN EKONOMI

Perusahaan industri pertambangan Timah yang sudah sejak lama beridi di Belitung menjadi tonggak utama kehidupan ekonomi masyarakat Belitung pada umumnya. Banyak warga Belitung yang menjadi petani kopra dan buruh pada perusahaan tersebut. Meski menyerap banyak tenaga kerja dan menghasilkan banyak keuntungan, keberadaan perusahan tambang di tanah Belitung tidak membuat warganya jadi sejahtera.

Bahkan untuk mengenyam pendidikan dasar masih merupakan hal yang istimewa bagi anak-anak asli Belitung yang tinggal di sekitar lokasi penambangan timah. Sarana dan pra sarana yang kurang memadai, akses menuju sekolah yang terbatas, dan besarnya biaya pendidikan membuat anak-anak di sekitar lokasi pertambangan tidak mengenyam pendidikan dan memilih untuk menjadi petani kopra atau buruh tambang.

Baca Juga:  Adaptasi Novel Peraih Goodreads Choice Award, We Were Liars, Pasti Dibuat dalam Bentuk Serial

Seperti halnya yang digambarkan pada film Laskar Pelangi di mana hanya tersisa satu sekolah saja yang bisa menampung anak-anak bersekolah dengan biaya yang minim. Dengan sekolah yang juga terancam ditutup bila tidak murid yang diterima kurang dari jumlah yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan setempat. Sedangkan masih dalam lokasi yang sama terdapat sekolah yang sangat layak dikhususkan untuk anak-anak petinggi pegawai perusahaan timah. Terlihat bahwa status ekonomi saja dapat menentukan kelayakan seorang dapat bersekolah di mana.

Masalah ekonomi tidak hanya melanda negara-negara berkembang, tetapi negara-negara maju juga masih mengalami masalah yang serupa. Masih banyak orang yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Masih ada pula orang-orang karena masalah ekonomi yang melanda, mereka berpikir bahwa anak-anak mereka tidak perlu bersekolah, tetapi membantu mereka dalam bekerja untuk mengurangi beban keuangan. Walaupun masalah ini adalah masalah yang berada di sekitar kita, tetapi masih banyak orang-orang mampu yang tidak peduli dan tidak mau membantu orang-orang di sekitar mereka, atau bahkan bukannya membantu, tetapi mereka malah memperburuk keadaan mereka. Dalam film berdasarkan kisah nyata yang berjudul Little Big Master, kita dapat melihat kondisi keluarga di Hongkong yang mengalami kesulitan dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Dalam film ini kita dapat melihat saat ada beberapa murid yang berhalangan hadir ke sekolah pada suatu hari karena keluarga mereka sedang bermasalah dan perlu membantu orangtuanya bekerja pada hari itu, bahkan ada suatu adegan yang memperlihatkan seorang orangtua yang berencana memberhentikan anaknya dari bersekolah hanya karena mereka tidak mampu membiayai transportasi dari rumahnya ke sekolah. Dalam film ini kita juga dapat melihat orang-orang yang mampu tetapi hanya menjelek-jelekkan sekolah tempat orang-orang yang tidak mampu di sekitar tempat tinggal mereka bersusah-payah mendapatkan pendidikan yang layak.

Baca Juga:  Donald Trump Guncang Dunia Perfilman: Film Produksi Luar Amerika Bakal Kena Tarif 100%

HAMBATAN PEPERANGAN

Perang antar suku di Papua sebenarnya sudah menjadi pekerjaan rumah Indonesia sejak lama. Papua memang merupakan daerah dengan warganya yang masih menjunjung tinggi adat dan norma suku mereka masing-masing. Bila terdapat konflik antar suku entah itu konflik isu sosial, politik, budaya, atau ekonomi penyelesaiannya berujung pada peperangan.

Ketika Juli sampai Agustus 2011 adalah saat ketika kembali Papua bergejolak karena adanya gerakan Operasi Papua Merdeka (OPM). Pemeberitaan tentang konflik di papua muncul diberbagai media massa. Melihat peristiwa ini kemudian menginspirasi Ari Sihasale untuk  membuat film Di Timur Matahari. Untuk membuktikan bahwa sebenarnya keadaan di sana aman. Memberi pesan damai, Papua juga Indonesia dan mereka cinta damai. Ini adalah usahanya untuk memotret kehidupan Papua yang sesungguhnya, juga untuk berbicara bahwa arti pendidikan bagi siapa pun sangat penting. Dengan berpendidikan kita akan menjadi generasi yang berwawasan luas, menjunjung tinggi kedamaian untuk meraih masa depan yang lebih baik.

ISU RASIAL DAN KEAGAMAAN

Masalah SARA adalah suatu masalah yang dianggap serius pada jaman sekarang ini, tetapi dahulu masalah ini dianggap masalah sepele, hal ini menyebabkan beberapa kelompok dikucilkan, atau bahkan dibenci sehingga orang-orang dari kelompok tersebut. Contoh dari hal ini terjadi pada masyarakat yahudi dimana pada saat sebelum Israel terbentuk. Pada saat itu masyarakat yahudi menyebar di beberapa negara Eropa, hingga pada perang dunia dua, NAZI melakukan suatu tindakan, yaitu membunuh seluruh orang yahudi di wilayah kekuasaan, yaitu Eropa. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yahudi yang harus pindah dari Eropa ke negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dll. Selain di Eropa, masyarakat yahudi juga tidak disukai masyarakat lain, salah satu hal yang menyebabkan hal tersebut adalah perselisihan dalam kepercayaan agama dimana dalam beberapa agama, kaum yahudi dianggap sebagai “musuh” agama tersebut sehingga banyak orang yang membenci orang-orang yahudi. Hal ini dapat menyebabkan generalisasi yang buruk dari masyarakat sehingga orang-orang yahudi di suatu tempat tidak dianggap dan masa depan mereka menjadi tidak jelas, atau bahkan terancam. Masalah-masalah seperti ini dapat dalam film School Ties yang menceritakan tentang seseorang beragama yahudi yang bersekolah di sekolah katolik. Dalam film ini diperlihatkan bahwa murid-murid di sekolah tersebut menganggap orang-orang yahudi adalah orang-orang yang buruk karena keserakahan, hal ini menyebabkan murid-murid di sekolah tersebut membenci dan meninggalkan orang tersebut. Dalam film ini kita juga dapat melihat ada seorang murid yang berusaha membuatnya marah dengan menunjukkan sesuatu yang buruk yang berkaitan dengan pembantaian kaum yahudi oleh NAZI.

Baca Juga:  Ini Dia 5 Film MCU dengan Rating Tertinggi di Rotten Tomatoes

linebreak

Ini adalah artikel review dari komunitas Cinemags dan telah disunting sesuai standar penulisan kami. Andapun bisa membuatnya di sini.
Tags: Laskar PelangiLittle Big MasterSchool Ties
Previous Post

Mengenal Kehidupan Suku Bajo Melalui Film The Mirror Never Lies

Next Post

Lego Star Wars: The Force Awakens Trailer (Official)

Related Posts

Megan Domani Resmi Jadi Sugar Baby
Anak dan Keluarga

Megan Domani Resmi Jadi Sugar Baby

08/05/2025
we were liars
Articles

Adaptasi Novel Peraih Goodreads Choice Award, We Were Liars, Pasti Dibuat dalam Bentuk Serial

08/05/2025
Donald Trump
Articles

Donald Trump Guncang Dunia Perfilman: Film Produksi Luar Amerika Bakal Kena Tarif 100%

06/05/2025
MCU
Action

Ini Dia 5 Film MCU dengan Rating Tertinggi di Rotten Tomatoes

05/05/2025
Next Post

Lego Star Wars: The Force Awakens Trailer (Official)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Unfortunately, an error occurred:
Cinemags
Cinemags
• 1.6K Subscribers • 323 Videos • 491K Views
Official Account of Cinemags "More than Movie Magazine"
  • Uploads
1 

Popular 24 Hours

  • Traveloka CGV

    Sebelum Nonton, Kenali Dulu Ragam Kelas di Bioskop CGV

    29868 shares
    Share 11947 Tweet 7467
  • Jason Statham Kembali di The Beekeeper 2, Timo Tjahjanto Siap Arahkan Sekuel Aksi Brutal Ini

    404 shares
    Share 162 Tweet 101
  • Megan Domani Resmi Jadi Sugar Baby

    403 shares
    Share 161 Tweet 101
  • 10 Film dengan Konten Dewasa yang Bisa Kamu Tonton di Netflix (US)

    21405 shares
    Share 8562 Tweet 5351
  • Tonton Aksi Panas Alexandra Daddario dalam Trailer Perdana Lost Girls & Love Hotels

    2320 shares
    Share 928 Tweet 580
Cinemags

© 2021 - 2025 Cinemags

Information

  • About Us
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Trending
  • Reviews
  • Movie News
  • TV News
  • Interview
  • Lainnya
    • Show Case
    • Komik
    • Shop

© 2021 - 2025 Cinemags