Yosep Anggi Noen
Telah disebarkan dalam banyak pemberitaan bahwa terkait pembuatan film 24 jam Bersama Gaspar , Yosep Anggi Noen menjalani:
Eksplorasi artistik guna menawarkan pengalaman yang segar dan berbeda dalam menjelajahi dunia perfilman serta mencoba menggambarkan keadaan dunia secara global.
Cinemags kutip kembali pernyataannya :
“24 Jam dengan Gaspar diset di masa depan yang tidak selalu cerah, namun tetap mempertahankan kilau harapan.
Saya menggambarkan masyarakat yang tidak tertata dengan baik dan masyarakat yang terus-menerus ditekan dalam sebuah film yang dipenuhi dengan kekerasan, tekstur kasar kota yang membusuk, karakter yang digambarkan dalam berbagai warna di luar dikotomi konvensional antara yang baik dan jahat, dan pertarungan jalanan,” ungkap Anggi Noen.
Tentunya pendekatan ini perlu dilakukan, dikarenakan film ini berdasarkan atas karya sastra Sabda Armandio dengan judul 24 Jam Bersama Gaspar Sebuah Cerita Detektif , yang banyak mengungkapkan bahasa sindiran. Gaya bahasa dalam novel ini mengangkat bahasa yang mengejek, dan kata-katanya yang kasar
Yosep Anggi Noen pun mempertegas, betapa bersyukurnya dirinya karena diberikan kebebasan yang sangat luas dari para produser guna mewujudkan film ini.
Disampaikan saat pers briefing di kawasan Jakarta Pusat, Ia pun menjelaskan lebih mendalam akan perjalanannya dalam pembuatan film ini serta tanggapannya akan banyak komentar dari para penikmat film, setelah menonton karyanya yang tayang pertama kali di BIFF yang telah berlangsung 6, 8 dan 12 Oktober 2023.
Sebagian besar memang memberikan review positif yang memuji akan keindahan sinematographi film ini pula saat penayangan di JAFF 2023
“Kalau unsur artistik itu , elemannya banyak sekali. Saya dan produser saling berdiskusi , saat hendak mewujudkan naskah film dari novel Sabda Armandio.
Karena jika dipaksakan maka elemen kepercayaannya malah akan menghilang.
Satu dua detik saja, itu hilang maka lepas elemen itu. Layar itu selalu berhubungan dengan penonton , saya ingin masuk dengan itu.
Sebelumnya saya belum pernah membuat film-film aksi. Ini dilakukan karena pilihan generalisasi penontonnya, yaitu genre aksi.
Jadi harus ada kejar-kejarannya, harus ada adrenalinnya. Beberapa benda kumasukkan sebagai elemen cepat seperti misalnya motor.
Elemen-elemen ini yang saya terapkan dalam film ini sebagai penelusuran baruku” , tegas Anggi Noen
Bagi yang telah menonton film-film hasil karya Yosep Anggi Noen , seperti Istirahatlah Kata-Kata, The Science of Fictions memang dengan cepat akan merasakan perbedaannya.
Saat menyaksikan di layar lebar , hal-hal estetik yang dimaksud ini pun dengan segera tertanggap dengan mata. Bagaimana perbandingan antara elemen diam dan cepat tersebut disandingkan, dengan sudut pengambilan gambar yang presisi.
Film 24 Jam Bersama Gaspar mulai 14 Maret 2024 eksklusif di Netflix seluruh dunia.