Festival film terbesar di Indonesia, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), akan kembali diselenggarakan selama delapan hari, dari 26 November hingga 3 Desember 2022 mendatang.
Pada usianya yang ke-17 ini, JAFF mengusung tema “Blossom” atau bersemi untuk menandai usia muda yang sarat dengan energi, keingintahuan, dan kreativitas. Lebih jauh lagi, tema ini menyimbolkan munculnya inovasi-inovasi baru dalam moda produksi dan penjelajahan artistik, serta bakat-bakat baru di lanskap sinema Asia, meski di tengah pandemi yang masih melanda.
“Tema “Blossom” menyodorkan harapan dan mimpi baru bagi sinema Asia yang tengah memasuki fase baru yang ditandai oleh pelbagai kisah, tema, dan stilistika baru. Semua itu merupakan karya generasi baru pembuat film Asia yang senantiasa merawat capaian sinematik yang mengagumkan, seraya mengusung berbagai persoalan sosial dan politik yang penting. Dengan menggunakan metafora “Blossom”, kita bakal mampu mengenali kesegaran maupun watak inventif sinema Asia,” lanjut Budi Irawanto, Presiden JAFF, lebih jauh tentang pemilihan tema JAFF tahun ini.
Untuk edisi yang ke-17 ini, JAFF akan kembali dihelat secara hibrida: luring dan daring. Pemutaran luring akan
kembali diadakan di Empire XXI Yogyakarta, sedangkan pemutaran daring dilaksanakan bekerja sama dengan
KlikFilm.
“Mendukung pelaksanaan festival film merupakan salah satu wujud komitmen Cinema XXI sebagai bagian dari
ekosistem perfilman. Kami bangga dapat kembali berpartisipasi dan mendukung penyelenggaraan festival film Asia pertama di Indonesia, JAFF. Sejak tahun 2011, Empire XXI Yogyakarta telah menjadi lokasi penyelenggaraan JAFF sekaligus ruang pertemuan insan perfilman dan pecinta film,” ujar Dewinta Hutagaol, Head of Corporate and Brand Management Cinema XXI. “Tidak hanya itu, selama lebih dari 35 tahun, Cinema XXI senantiasa menghadirkan pengalaman menonton terbaik dengan harga terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Hingga akhir September 2022, Cinema XXI telah menghadirkan 1.213 layar di 225 lokasi bioskop yang tersebar di 70 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.”
“Senang sekali kami dapat kembali berkolaborasi bersama JAFF sebagai platform screening daring-nya. Saat
pertama kali kerja sama ini terjalin, pada 2020 lalu, kami percaya bahwa kolaborasi ini bukan hanya untuk menyukseskan penyelenggaraan festival, namun juga menciptakan ruang apresiasi yang lebih luas lagi bagi karya- karya sinema Asia,” tutur Frederica, Direktur KlikFilm.
“Terbukti pada edisi JAFF15 tersebut, program screening daring diakses oleh 22.000 pengunjung dalam 5 hari penyelenggaraannya. Ini adalah angka penonton tertinggi JAFF sejak pertama kali diselenggarakan pada 2006,” lanjutnya.
Tahun ini, JAFF kembali menerima dukungan penuh dari Kemendikbudristek. Bapak Ahmad Mahendra selaku
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek RI mengungkapkan apresiasi dan harapannya untuk
JAFF dan industri film nasional. “Direktorat Perfilman, Musik Dan Media, Kemendikbudristek sangat mengapresiasi pelaksanaan JAFF yang tentunya memberi sumbangsih besar bagi perkembangan film baik di tanah air maupun internasional terutama selama 17 tahun pelaksanaannya,” ujar beliau. “Selamat kepada panitia dan semua unsur yang terlibat pada JAFF tahun ini. Semoga lancar pelaksanaan kegiatannya dan diharapkan melalui JAFF 2022 ini akan muncul sineas berbakat yang baru yang akan memperkaya ekosistem perfilman kita,” lanjutnya.
JAFF17 akan menghadirkan 137 film dari 19 negara Asia Pasifik yang akan ditayangkan dalam program kompetisi dan non-kompetisi. “Perubahan cara kita dalam memaknai kehidupan akan tercermin melalui sikap kita pada dunia. Dengan demikian, perubahan tidak lagi hanya berdampak pada diri sendiri, melainkan juga pada banyak orang dan lingkungan: melalui pertanyaan, redefinisi, gugatan, dan perlawanan. Dengan keunikan bertutur masing-masing karya, gambaran situasi tersebut dapat disaksikan dalam film-film kompetisi utama JAFF 2022,” tutur Alexander Matius, Program Director JAFF 2022, saat ditanya mengenai 13 film panjang terpilih dalam program Main Competition, yang akan memperebutkan Golden dan Silver Hanoman Awards.
Pada kompetisi film pendek Light of Asia, 9 film akan memperebutkan Blencong Awards. JAFF juga akan
memberikan penghargaan kepada para sutradara yang menelurkan karya film panjang pertama dan keduanya
dalam kompetisi NETPAC Awards. Selain itu, sebanyak 11 film Indonesia yang tayang tahun ini akan berkompetisi dalam program JAFF Indonesian Screen Awards untuk memperebutkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.
Dalam program non-kompetisi, JAFF akan mempersembahkan seleksi film-film terbaik Asia Pasifik. Sebanyak 12 film panjang dari 10 negara dan 12 film pendek dari 5 negara akan tayang dalam program Asian Perspectives, 5 film panjang Indonesia dalam program Indonesian Film Showcase, dan 10 film pendek Indonesia dari sutradara baru dalam program Emerging. JAFF juga akan menayangkan kompilasi 5 film pendek bertema sepak bola dengan tajuk “Sepak Bola untuk Semua” dalam program Layar Komunitas, kompilasi 8 film pendek dari sutradara- sutradara perempuan dalam program Community Forum, serta kompilasi 10 film pendek dalam program Kompro
– Layar Indonesiana. Masih dalam program non-kompetisi, JAFF ke-17 akan mengadakan Bioskop Bisik yang
menayangkan film “Ngeri-Ngeri Sedap”, perwakilan Indonesia untuk kategori Best International Feature Film di
ajang Academy Awards 2023.
JAFF17 juga akan memutar perdana film-film Indonesia yang banyak dinantikan, di antaranya “Autobiography”,
karya Makbul Mubarak yang baru-baru ini memenangkan Grand Prize Tokyo Filmex 2022, dan “Like & Share”, film panjang ketiga dari sutradara Gina S. Noer, serta “Before, Now & Then (Nana)” karya sutradara Kamila Andini yang telah diputar di 17 negara dan meraih beragam penghargaan, salah satunya adalah Film Terbaik dari Asia Pacific Screen Award 2022.
JAFF17 akan dibuka dengan penayangan “Piknik Pesona”, antologi 10 film pendek yang berlatar 10 kota karya 10 sutradara muda Indonesia, produksi Vision Pictures dan Palari Films. “Menurut kami, Piknik Pesona menjadi salah satu karya menarik dari para pembuat film muda Indonesia yang merepresentasikan tema JAFF tahun ini dan rasanya akan menjadi pembuka yang menyegarkan,” tutur Ifa Isfansyah, Festival Director JAFF.
Menutup edisinya tahun ini, JAFF akan memutar film penutup, “Plan 75” karya sutradara Chie Hayakawa, yang mewakili Jepang di ajang Academy Awards 2023.
Tidak hanya program penayangan, seperti edisi tahun-tahun sebelumnya, JAFF17 akan menyuguhkan program- program non-pemutaran yang memberi ruang bagi para pembuat film maupun publik umum untuk berbagi ilmu.
Seperti Masterclass bersama Ho Yuhang dan BW Purbanegara, Public Lecture & Special Discussion yang akan menghadirkan narasumber ahli, di antaranya Kamila Andini (sutradara), Philip Cheah (kritikus film dan konsultan program berbagai festival film internasional), dan Isabelle Glachant (produser).
JAFF17 juga akan menyelenggarakan beragam workshop, antara lain Workshop Subtitling yang bekerja sama dengan Service Bahasa, Workshop Producing yang didukung oleh Panasonic Young Filmmaker (PYFM), dan Workshop Acting bersama Bengkel Acting Kuma yang akan diadakan selama tiga hari dengan empat mentor, yaitu Paul Agusta, Kiki Narendra, Artasya Sudirman, dan Mian Tiara.
Jadwal program JAFF17 dan cara membeli tiket dapat ditemukan di akun media sosial resmi @jaffjogja dan situs resmi, jaff-filmfest.org. Tiket dapat dibeli melalui situs resmi jaff-filmfest.org dan TIX.ID, yang dibuka mulai 19 November 2022