Komite Seleksi Oscar Indonesia (The Indonesian Oscar Selection Committe) telah memutuskan memilih film “YUNI” sebagai wakil resmi Indonesia untuk berlaga di ajang Piala Oscar ke-94 tahun 2022 untuk kategori The International Feature Film Award. Film yang disutradarai Kamila Andini itu adalah produksi bersama Fourcolours Films dan Starvison.
Keputusan Film Pilihan Komite Seleksi Oscar Indonesia 2021 itu diambil dalam rapat terakhir komite 13 Oktober lalu. Komite Seleksi Oscar Indonesia yang dibentuk oleh pengurus Persatuan Perusahaan Film Indonesia ( PPFI) terdiri atas 13 anggota yang diketuai oleh sineas Hanung Bramantyo. Mereka adalah : Alim Sudio, Tya Subiakto, Benni Setiawan, Widyawati, Chand Parwez Servia, Yudi Datau, Deddy Mizwar, Garin Nugroho, Hanung Bramantyo, Ilham Bintang, Sentot Sahid, dan Tittien Wattimena,Zairin Zain. Komite mulai bekerja sejak bulan September lalu.
Di tengah pandemi, Komite Seleksi Oscar Indonesia tetap menjalankan fungsinya sebagai upaya kita bersama untuk menumbuhkan semangat, agar era pandemi ini tidaklah menjadi kemunduran besar sinema Indonesia.
Sejak 1987, Indonesia telah berpartisipasi mengikui ajang Piala Oscar untuk kategori film fitur Internasional terbaik, yang sebelumnya berjuluk kategori film berbahasa asing terbaik.
Penghargaan diberikan setiap tahun oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences untuk film panjang yang diproduksi di luar Amerika Serikat yang sebagian besar berisi non -Dialog bahasa Inggris.
SINOPSIS FILM “YUNI”
Yuni, seorang gadis remaja cerdas dengan mimpi besar. Ia pikir semuanya mungkin untuk tercapai, hingga suatu hari ia dilamar oleh seorang pria yang hampir tidak ia kenal sama sekali. Yuni menolak lamaran tersebut, yang kemudian membuatnya jadi pembicaraan di kampungnya. Lamaran kedua datang. Yuni masih percaya dengan mimpinya, begitu pun dengan keluarganya. Tapi kali ini muncul sesuatu yang membuatnya semakin rumit. Sebuah mitos, tentang larangan menolak lamaran lebih dari dua kali, yang jika dilanggar, akan membuat pelanggar tidak akan bisa menikah. Menghadapi semua tekanan ini, ada dua hal yang menjadi tempat pelarian Yuni: hubungannya dengan Yoga, adik kelas pemalu di sekolahnya, dan puisi dari kelas sastra yang diampu oleh guru kesayangannya, Pak Damar. Lewat puisi, Yuni merasa bisa menghilang dan bersembunyi sejenak dari dunianya. Hingga suatu saat, Pak Damar datang ke rumahnya, dan menjadi orang ketiga yang melamarnya. Yuni masih memiliki dua pilihan; melarikan diri dengan Yoga atau menikah dengan Pak Damar. Dua pilihan yang terlihat baik. Tapi apakah pernikahan harus selalu menjadi ‘kesepakatan’?
CATATAN KOMITE
Film “Yuni” karya Kamila Andini terpilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang Oscar 2022.
Komite seleksi Oscar mengkaji bahwa Yuni mampu membawa penonton sangat dekat dengan masalah remaja perempuan dalam usia akil balik, di tengah perubahan jaman penuh paradoks, baik masalah patriarki, religi, perempuan, sex, dunia kerja serta pendidikan. Sebuah tema yang direlasikan dalam dunia sekolah, rumah dan ruang publik akil balik dalam tuturan sehari – hari .
Kamila Andini dengan cara tutur sederhana dan alamiah sebagai kekuatan utamanya , tanpa upaya menggugat dan menghakimi, mampu membawa isu – isu sensitif yang tidak mudah diangkat ke layar lebar . Demikian juga konsep visualnya, melahirkan pengalaman visual sehari – hari yang membawa penonton merasakan hidup di dalamnya , pada gilirannya menjadi potret sosial yang membawa renungan dengan bersahaja namun dalam .
Komite seleksi melihat bahwa cara tutur dan konsep visual keseharian yang menjadi kekuatan utama film Yuni , merupakan sebuah konsep film dengan tingkat kerumitan yang tinggi, apalagi dengan membawa isu – isu sensitif di dalamnya. Sebuah konsep yang juga langka dalam sinema Indonesia. Kamila berani dan mampu melakukannya dengan baik. Pertimbangan-pertimbangan tersebut membuat Yuni menonjol dibandingkan kandidat film lainnya.
Isu keseharian yang familiar dan warna lokal yang kental, serta prestasi yang telah dicapai di beberapa ajang festival internasional, membuat film Yuni diyakini layak dan mampu bersaing dengan film-film dari negara lainnya di ajang Oscar nanti.