Perhelatan Academy Award ke-93 akan berlangsung akhir bulan ini setelah penayangannya ditunda di tahun lalu. Sederet film akan bersaing untuk mendapatkan gelar terbaik di kategorinya masing-masing.
Namun, yang terbaik tak selalu luput dari kritik publik seiring dengan berkembangnya masyarakat. Bahkan momen-momen dalam film yang pernah menjadi favorit banyak orang, bisa berubah menjadi kurang disukai dari waktu ke waktu.
Film terbaik pada masanya, kadang tak lagi dinilai sesuai dengan masa saat ini. Berikut daftar 10 film pemenang Oscar yang dinilai bermasalah di tahun ini dikutip dari Independent.
Forrest Gump (1994)
Banyak kritikus terpaksa mengangkat alis karena film karya Robert Zemeckis ini berhasil memenangkan Oscar. Keanehan ini karena penggambaran Forrest Gump (Tom Hanks) sebagai sosok dengan ketidakmampuan belajar, pengunjuk rasa, dan veteran Perang Vietnam.
Namun, detail yang paling menyinggung adalah perlakuan film ini terhadap Jenny (Robin Wright). Dia mendapatkan pelecehan dari ayahnya dan menjalani kehidupan sebagai korban, lalu tampil di bar telanjang dan berkencan dengan orang yang kasar, lalu tertular AIDS dan mati muda.
Penulis GQ Inggris Matt Glasby mengatakan sosok ‘mother-Madonna-whore’ yang klasik yang pada akhirnya membawa penebusan Forrest dengan bercinta dengannya, memberinya anak laki-laki yang pintar, dan akhir yang menyenangkan untuk penggemar film, harus mati.”
Crash (2004)
Crash, yang memboyong tiga dari enam nominasi dalam Academy Awards ke-78 ini menuai kritik lagi-lagi karena menyederhanakan hubungan ras dan stereotip rasial.
Bahkan film yang menyabet gelar Best Picture, Best Original Screenplay, dan Best Film Editing ini masuk dalam daftar Film Terburuk Dekade ini pada 2009.
Penulis Atlantik Ta-Nehisi Coates mengatakan film ini tidak memiliki sisi humanis di dalamnya.
“Saya tidak berpikir ada satu manusia pun di Crash. Sebaliknya Anda memiliki argumen dan propaganda yang saling bertabrakan dengan keras, terkesan dengan keanehan mereka sendiri. Tapi lebih buruk lagi, Crash menang Oscar, adalah pendewaan multikulturalisme yang tidak dipikirkan, menjijikkan, nihilistik.”
Gone With the Wind (1939)
Perihal ras menjadi poin utama dari munculnya kritik terhadap film-film yang dipuja pada masanya dan mengalami penolakan di masa kini. Kali ini adalah Gone With the Wind yang mendapatkan penolakan dari penontonnya, bahkan tahun lalu HBO Max yang baru diluncurkan kala itu menarik film ini dari peredaran.
Film ini memang dinilai sangat luar biasa hingga bisa memenangkan 10 dari 13 nominasi Oscar, bahkan membawa Hattie McDaniel menjadi wanita kulit hitam pertama yang memenangkan Oscar. Epik dan progresif memang pada masanya.
HBO Max ketika itu menyebutkan perlunya penjelasan dan kecaman dari penggambaran film tentang hubungan ras. Selain itu, film ini juga diprotes karena dinilai rasis saat dirilis pada 1930.
Filmmaker John Ridley menulis sebuah op-ed untuk Los Angeles Times, melobi agar film tersebut dihapus dari HBO Max seluruhnya. “Ini adalah film yang, jika tidak mengabaikan kengerian perbudakan, berhenti hanya untuk mengabadikan beberapa stereotip paling menyakitkan dari orang kulit berwarna,” kata dia.