Ditulis dan disutradarai oleh Sam Levinson, Malcolm & Marie dibintangi oleh dua bintang muda yang namanya tengah naik daun di Hollywood dalam kurun waktu lima tahun terakhir, John David Washington dan Zendaya sebagai ujung tombak utamanya. Washington yang merupakan putra aktor papan atas Denzel Washington sebelumnya menjadi pemegang peran utama di film terbaru garapan Christopher Nolan, Tenet. Sedangkan Zendaya, yang juga menekuni bidang tarik suara sekarang paling dikenal sebagai tokoh love interest Spider-Man MCU yang diperankan Tom Holland.
Malcolm & Marie dibesut dengan setting sebuah rumah singgah di kawasan California. Dengan plot berfokus pada intensitas hubungan kompleks pasangan muda kala mereka mengevaluasi hubungan mereka.
Malcolm Elliot (Washington), seorang sutradara pulang ke rumah bersama kekasihnya, Marie (Zendaya) usai menghadiri acara pemutaran perdana film terbaru Malcolm. Awalnya, sang sutradara berada dalam suasana hati yang sangat bagus, karena audiens sepertinya menikmati karya terbarunya, dan membandingkan kinerjanya dengan karya sutradara berkualitas setaraf Spike Lee dan Barry Jenkins.
Akan tetapi, meski acara itu berjalan sangat baik, suasana hati Marie tidaklah demikian. Sejak awal Marie dalam mood yang buruk, yang memicu intrik berkenaan perbedaan dengan kekasihnya itu. Tak pelak, komunikasi di antara keduanya dengan tensi yang naik-turun tidak terelakkan lagi terjadi sepanjang malam tersebut, seiring pasangan muda ini mulai mengupas banyak lapisan yang membungkus hubungan mereka.
Menitikberatkan hanya pada percakapan timbal balik antara dua pemeran utamanya, tidak bisa diragukan lagi jantung dari film ini adalah skripnya, yang sengaja dikemas secara mentah dan apa adanya. Hasilnya, tidak hanya sekadar menjadi highlight dari bagaimana problematika berpasangan, namun juga secara efektif menunjukkan akar dari kekhawatiran dua karakter utamanya. Baik itu berkenaan dengan kurangnya komunikasi atau saling mengapresiasi di antara keduanya, faktor-faktor yang mendasari ini pada akhirnya mengubah suasana malam itu.
Marie merasa kurang dihargai oleh Malcolm, mengingat inspirasi filmnya, sementara Malcolm percaya bahwa Marie membenci kesuksesannya. Menggunakan insecurity mereka terhadap satu sama lain, mereka saling bertukar monolog penuh kebencian yang mengaduk emosi dan mengungkapkan kedalaman hubungan mereka yang menggelora.
Meski demikian, Malcolm & Marie adalah sebuah film yang berkisah tentang cinta, jadi ada percikan gairah di antara kepahitan dan kebencian mereka. Oleh Levinson hal ini disertakan dalam momen-momen yang diisi dengan humor dan dan semangat untuk memecah ketegangan yang tertekan dan membantu melambangkan hubungan cinta / benci pada inti film. Film ini juga memungkinkan sang sineas untuk mengeksplorasi kecintaannya pada sinema dan mempertanyakan keadaan keragaman dalam industri film – menyebabkan Malcolm menyampaikan monolog menohok yang mencengangkan tentang film.
Juga bertindak sebagai produser eksekutifnya, baik Washington maupun Zendaya mampu menyuguhkan performa yang apik meski tidak sampai tahap luar biasa dalam perannya masing-masing. Mereka bisa menciptakan chemistry yang lumayan meyakinkan untuk memenuhi apa yang coba dibidik oleh Levinson melalui skripnya. Khususnya Zendaya, kolaborator Levinson di serial Euphoria ini ibarat menikmati penampilannya sebagai sosok kekasih yang bermasalah, menghadirkan karakter yang terlihat tegar namun sebenarnya diwarnai dengan kerapuhan yang memilukan.
Walaupun jika dibandingkan performa duet lainnya dengan film-film lain dengan tema yang kurang lebih sama (seperti Leonardo DiCaprio – Kate Winslet di Revolutionary Road ataupun Adam Driver-Scarlett Johansson di Marriage Couple) Malcolm & Marie masih sedikit kalah kelas, namun bukan berarti film ini lantas dapat dilewatkan begitu saja. Pasalnya, dengan gaya penyajian monokrom yang membuat visualnya lumayan estetik, ditambah dengan pilihan tembang soundtracknya, Malcolm & Marie memberikan sajian tontonan yang lumayan asyik untuk disimak. Sebagai paket yang utuh, Malcolm & Marie menawarkan sebuah potret yang tidak saja indah namun juga sangat gamblang mengenai gambaran tentang hubungan antar insan, sebuah drama romantis tidak konvensional yang sulit dilupakan dan rasanya pas untuk disaksikan bersama pasangan Anda di momen Valentine.
Malcolm & Marie dapat disaksikan di Netflix sejak 5 Februari 2021