Ini film pertama Anda. Apa yang membuat Anda tertarik dengan Unpregnant?
Barbie Ferreira (BF): Saya telah membaca sejumlah naskah, dan saya selalu menghindari sesuatu yang serupa. Dengan Unpregnant, saya merasa sangat tertarik dan penasaran; komedi tentang aborsi adalah konsep yang tak pernah terpikirkan. Saya pikir hal itu cukup jenius, karena saya mendukung normalisasi dan mendobrak tabu dalam hal-hal yang dianggap memalukan oleh masyarakat.
Bagi saya, film itu memadukan film remaja klasik yang lucu dan disukai semua orang, dengan bahasan yang penting. I think it’s really important to break down those walls that are making it super taboo and shameful for people to talk about.
Hal apa yang membedakan Unpregnant dengan film mengenai persahabatan antara wanita lainnya?
BF: Saya suka bahwa Veronica dan Bailey adalah dua individu yang sangat berbeda. Jika dilihat dari cara stereotip film sekolah menengah, keduanya sangat bertentangan satu sama lain dan belum tentu berteman baik, but life isn’t a stereotype. Tidak ada lgolongan yang biasa kita lihat di TV dan film. Orang-orang lebih terbuka kepada individu yang berbeda dengan mereka. Veronica mengambil jalan hidup berbeda dari Bailey, tapi hanya karena berbeda pilihan bukan berarti keduanya tidak saling peduli peduli satu sama lain. Hal itu menunjukkan betapa rumitnya persahabatan pada usia ini.
Bisa ceritakan mengenai Bailey, karakter yang Anda mainkan?
BF: Bailey adalah karakter yang skeptis dengan apa yang ia dengar, antisosial dan selalu mempertanyakan segala hal. Dia juga sangat konyol, kadang sedikit tidak pantas, dan kurang memahami humor. Ia adalah karakter yang banyak disalah pahami tapi juga disayangi.
Tampaknya sangat relatable
BF: Petualangannya – baik berkaitan dengan masalah keluarga atau seksualitas – beresonasi dengan saya. Fakta bahwa Bailey membantu Veronica tanpa mempertanyakan, menghakimi atau mendesaknya, terasa begitu spesial. Anda bisa punya teman seperti Veronica, yang tidak bisa diajak berbicara tentang hal pribadi, tapi apakah mereka teman sejatimu jika kamu tidak mau meminta bantuan mereka mengenai hal yang penting? Semua itu saya anggap benar, terutama sebagai remaja.
Sedih rasanya jika Anda bertengkar dengan orang yang Anda sayangi, dan [kita hidup] dalam kultur ghosting, so I definitely related to that. Saat Anda merasa kehilangan sebagian dari diri kita, dan betapa besar rasanya ketika masih muda, karena yang Anda miliki hanya persahabatan dan keluarga. Bailey berjuang dengan aspek-aspek seperti itu.
Bailey punya tampilan yang khas. Apa Anda berperan dalam hal itu?
BF: Betul sekali! Hal itu sangat menyenangkan. Ia sangat menyukai pakaian ala gas station, dan sejujurnya saya juga. Kami mencoba banyak kostum dan saya berpikir ‘I already know what Bailey wears.’ Jika Anda berumur 16 tahun, dan merasa canggung serta belum nyaman dengan tubuh sendiri…saya ingin outfit yang longgar, dan lapisan pola yang tidak serasi. Bailey perlu menonjol, dan di saat yang sama, sedikit canggung dengan masa remajanya.
Bagaimana Anda mempersiapkan diri untuk memerankan Bailey?
BF: Haley Lu (Veronica) dan saya banyak menghabiskan waktu bersama, karena dinamisme itu tercermin dalam sebagian besar film. Penting bagi kami untuk memiliki koneksi untuk ditampilkan di layar. Hal itu datang secara alami. We just immediately started being very crazy together! Kami pertama kali bertemu di audisi dan saya merasa sangat gugup, tapi dengan cepat kami berbicara keras dan jadi perhatian semua orang di ruangan karena kami belum memulai adegan. Kami berbicara tentang apa yang saya makan untuk sarapan, bercanda, dan saya merasa ‘I love this.’
Apakah Anda senang bermain di film two-hander?
BF: Senang rasanya punya teman; kami selalu memiliki satu sama lain. Jika menjalani waktu yang melelahkan di hari sebelumnya, we could be like, ‘I’m so tired’ to each other. Atau, jika kita mengalami hari yang sangat menyenangkan sebelumnya, kita benar-benar bersemangat. Kami saling mendukung satu sama lain.
Adegan mana yang paling berkesan?
BF: Adegan favorit saya adalah di dalam rumah, karena terasa sedikit horor. Juga adegan menaiki wahana di pekan saya. Kami menaikinya hingga delapan kali. Itu bukan rollercoaster keluarga, dan saya adalah gadis yang mudah pusing dan mual. Saya suka naik wahana, tapi setelah yang ketiga kalinya saya merasa, ‘Oh girl, I have to say words?‘ Menaiki rollercoaster dan berteriak, serta melakukannya sambil berdialog adalah hal yang berbeda.
Bagaimana perasaan Anda tentang perilisan film, dan dampak apa yang Anda harapkan?
BF: Saya sangat senang bisa melihatnya, juga sedikit gugup hanya karena ini film pertama saya. Saya begitu gembira, dan berharap orang-orang bisa menikmatinya. Meski orang-orang belum tentu setuju dengan semuanya, saya harap mereka bisa menontonnya and see a different perspective on things.