Kali ini Cinemags berkesempatan untuk melakukan interview dengan beberapa cast film Bucin, simak suka duka mereka dalam mempersiapkan film ini, berikut komentar mereka mengenai masa tayang di layar lebar yang terpaksa diundur dikarenakan adanya Pandemi Covid-19. hingga akhirnya dapat tayang perdana melalui Netflix pada tanggal 18 September 2020.
Melalui jalur internet, kali ini Cinemags mendapatkan kesempatan untuk bertanya kepada Chandra Liow, Jovial Da Lopez, Andovi Da Lopez , Tommy Limmm dan Susan Sameh, maka berikut adalah rangkumannya.
1.Sudah terbiasa bikin konten, kalian saat akting lebih banyak stick to the script atau bisa bikin improve dadakan ketika syuting?
Chandra : Saya cukup strict untuk soal improve . Pastinya waktu saat shooting bisa, tapi harus di approve dulu apakah hasilnya oke atau enggak buat saya sendiri. Karena yang saya masih perhatikan waktu saat syuting, kalau improve itu mungkin bisa mengacaukan frame, blocking, lighting dan lain-lain. Banyak yang mesti dipikirkan, nggak cuma sembarang pilih first line. Jadi jawabannya bisa, tapi tetep by approval.
Jovial : Pengembangan dialog kita berempat dikerjakan bareng-bareng. Kalau yang lainmungkin ada sedikit improve on the spot, tapi untuk kita berempat tetap stick to the script.
2. Untuk Susan. Boleh dibilang tokohmu adalah tokoh kunci dalam film ini. Saat pendalaman karakternya, hal apa yang paling bikin kepincut dari tokoh Vania?
Susan : Jujur nggak gampang untuk mainin peran Vania. Karena mungkin karakter Vania sendiri itu memang agak sulit jadi nggak bisa asal meranin Vania, karena salah pergerakan dikit itu jadinya salah arti.
Aku terbantu banget meranin Vania karena dibantu sama teman-teman yang lainseperti Kak Chandra, Andovi, Kak Jo dan Tommy. Kita bener-bener setiap hari ketemu untuk bedah skenario dan setiap adegannya juga kita pikirin banget di saat reading ini harus seperti apa. Jadi memang setiap langkah yang kita ambil bener-bener harus seteliti itu. Aku pingin banget jelasin ke kalian tentang karakter Vania tapi takut spoiler. Intinya Vania ini unik banget.
3. Ada tiga jenis bucin yang berbeda yang diwakili oleh karakter Jo, Andovi dan Tommy. Mengapa tiga jenis ini yang dipilih?
Jovial : Kita mau nunjukkin kalau range bucin ini luas. Soalnya kebanyakan orang mikir kalau bucin itu hanya ketika baru pacaran, tapi itu sebenarnya yang ingin kita patahkan.
Kata bucin ini sebenarnya berlaku pada banyak tipe hubungan, bukan cuma orang di awal pacaran. Bisa orang yang sudah pacaran 6 tahun, pacaran 3 tahun, sudah menikah, mau menikah. Bucin ini berlaku kepada semuanya. Ketika satu pihak lebih dirugikan dari pihak lain.
Chandra : Intinya bisa dirangkum ketika cinta sudah mulai merugikan satu dengan yang lainnya, itu tanda-tanda budak cinta. Maksudnya, kalau cinta sudah mulai merugikan satu sisi dan yang lainnya tetap bertahan di situasi merugikan itu, itulah bucin.
4. Dari semua karakter dan pasangan dalam film, kecuali karakter Vania, siapa yang menurut kalian paling bucin dan mengapa?
Andovi : Gampang! Kalau kalian udah nonton, kalian pasti tahu kalau Jovial yang paling bucin.
5. Dari mana inspiratif untuk menyertakan konsep permainan escape room ke dalam cerita komedi romantis?
Chandra : Jadi gini, konsep awal kelas anti-bucin itu memang sudah ada. Konsep pertama kelas anti bucin adalah kelas beneran, ada papan tulis, ada meja, ada kursi, semua orang jadi murid beneran. Ide awalnya dari situ, tiba-tiba Jo dan teman-teman came up dengan ide baru untuk next script
Jovial : Jadi Andovi ngeluh , “Kok kelasnya membosankan ya? Bisa lebih seru nggak?”
Tommy : Terus gue nggak sengaja bilang, “Escape room gimana? ”
Andovi : Awalnya, kelasnya tetap ada tapi gue inget gue bilang , ” Guys ini film, kenapa nggak ada api? Why don’t we make it grand?” Kita belum tahu itu apa jadinya, tapi harus ada scene-scene gitu. Anis ngomongin bareng-bareng, tiba-tiba jadilah escape room itu seperti kata Tommy.
Jovial : Awal konsepnya kita dikasih waktu untuk nyari jawaban, ujung-ujungnyamenjadi escape room
Chandra : Berawal dari pemikiran bikin kelas anti bucin, tapi kita lupa kalau itu pemikiran orang-orang you tube. Kita harus punya pemikiran seperti Hanung Bramantyo, jadi kita naikin level pemikiran kita sebagai manusia dan kita bikin beda.
Jovial : Tapi jujur itu suatu hal tersulit, soalnya perubahan dari sekolah cinta biasa ke escape room itu satu hal yang harus mengeluarkan kreativitas paling tinggi dari penulisannya. Itu kayak membuat dunia baru, dunia lain, itu lumayan gila.
Chandra : Karena kita disini tetap mesti ngajarin soal cinta tapi lewat cara escape room, itu sebuah hal yang gila
Wah kegilaan apa yang akan disaksikan pada penayangan perdana besok ? Jangan lupa jadilah penonton pertama yang melihat hasil karya mereka melalui saluran Netflix.