Facebook Community Leadership adalah sebuah inisiatif global yang berinvestasi untuk mendukung dan membangun komunitas.
Program ini saat ini mencakup:
● Community Accelerator – program yang berfokus untuk mengembangkan komunitas- komunitas yang memiliki dampak yang besar.
○ Program selama enam bulan ini akan menawarkan latihan yang fokus untuk membangun komunitas, bimbingan langsung dan pendanaan untuk komunitas agar siapa untuk mengembangkan jaringan dan menjangkau lebih banyak orang. Total dana sebesar 3 juta dolar AS akan diberikan kepada peserta program.
○ Community Accelerator adalah evolusi dari program Fellowship kami, yang mendukung 115 pemimpin di seluruh dunia. Bersama, proyek-proyek komunitas ini memiliki dampak terhadap lebih dari 1,9 juta jiwa melalui dukungan komunitas online, penggunaan sumber daya bermanfaat, dan kegiatan lain yang diadakan oleh program ini.
● Program Community Accelerator juga bagian dari Program Facebook Community Leadership (CLP), sebuah inisiatif global yang berinvestasi untuk membangun komunitas.
○ Di Asia Pasifik, CLP juga mencakup Learning Labs, yang menyatukan para admin Facebook Group ke sebuah ruang kelas digital untuk pembelajaran terstruktur, dan Community Hub, yang memampukan setiap orang untuk mengakses produk edukasi dan mempelajari lebih lanjut tentang program kami.
■ Di Asia Pasifik, kami memiliki dua grup Learning Labs – dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, yang berisikan 231 pemimpin.
● Sebagai tambahan, kami sadar bahwa penambahan anggota dan moderasi percakapan adalah aspek penting bagi pemimpin komunitas. Itu sebabnya kami membuat fitur baru untuk membantu mereka mengelola permintaan anggota baru dan memiliki lebih banyak visibilitas dan pengaturan di sekitar percakapan dalam grup mereka.
Berikut adalah tiga komunitas dari Indonesia yang terpilih dalam program Community Accelerator:
● MotherHope Indonesia | Nur Yana Yirah
MotherHope Indonesia (MHI) merupakan komunitas yang dibentuk untuk memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarganya yang mengalami baby blues syndrome, depresi pasca melahirkan, dan gangguan mood lainnya.
Saat ini ada 34,700 anggota di Facebook Group MHI, sebagian besar berdomisili di Pulau Jawa dan Kalimantan. Sekitar 10- 15% anggota MHI adalah seorang Ayah. Dari segi usia, anggota MHI didominasi oleh kelompok usia 25-35 tahun. Melalui grup ini, anggota saling berbagi tentang cara meningkatkan kekuatan mental keluarga, mengatasi konflik antar anggota keluarga, dan cara menghadapi depresi dan kecemasan. Komunitas juga memberikan edukasi tentang cara merawat kesehatan jiwa melalui asupan makanan yang sehat, olahraga dan meditasi, hingga konsultasi
dengan psikiater/psikolog jika dibutuhkan.
“Facebook menjadi sarana utama ketika saya mencari dukungan yang tepat untuk mengatasi depresi pasca melahirkan. Karenanya saya terinspirasi membuat komunitas yang aman dan
nyaman bagi para orang tua untuk mendapatkan dukungan emosional dalam proses pengasuhan anak. Melalui program ini, saya berharap dapat memperoleh sumber daya yang
lebih mumpuni untuk mengembangkan komunitas dan menjangkau lebih banyak keluarga,” kata Nur Yana Yirah, pemimpin MotherHope Indonesia.
● Indonesian Babywearers | Yohana Habsari
Tersebar di kota-kota Indonesia, komunitas Indonesian Babywearers adalah komunitas yang memperkenalkan cara menggendong anak yang aman, nyaman, dan benar. Di dalam
komunitas ini, selain berbagi ilmu dan teknik cara menggendong anak yang benar sesuai kebutuhan dan usianya, anggota juga berbagi banyak pengetahuan seputar manajemen rumah tangga dan topik seputar tumbuh kembang anak. Saat ini ada sekitar 108.000 anggota di Facebook Group Indonesian Babywearers, yang tersebar di beberapa kota di Indonesia,seperti Jakarta, Surabaya, Sidoarjo, Cimahi, dan Batam. Di setiap kota juga terdapat komunitas lokal yang lebih kecil dan secara rutin mengadakan pertemuan bulanan (sebelum pandemi), dalam bentuk seminar ataupun workshop.
“Saat ini kami memiliki 3 program yang ingin kami kembangkan di bidang pendidikan, ekonomi, dan ekspansi komunitas. Untuk mewujudkan hal ini, kami membutuhkan dukungan
dan sumber daya. Karena itulah saya mencoba mengikuti program Community Accelerator dari Facebook ini. Saya sangat senang bisa terpilih karena tim Facebook memberikan pelatihan tentang cara membangun dan merawat komunitas, dan dipertemukan dengan pimpinan komunitas lain di Asia Pasifik untuk bertukar ilmu dan pengalaman,” kata Yohana Habsari, pemimpin Indonesian Babywearers.
● Social Connect | Sepri Andi
Social Connect adalah komunitas yang menjadi ruang yang nyaman bagi anggotanya untuk saling berbagi cerita mengenai pengalaman dan isu kesehatan mental. Selain saling berbagi dan berdiskusi sesama anggota, komunitas ini juga membentuk support group, teman cerita, dan menggalakkan beberapa kampanye publik dengan topik-topik seputar kesehatan mental
dan jiwa. Social Connect kini memiliki 10,000 anggota dan 100 relawan tetap. Komunitas ini juga memiliki beberapa anggota dengan latar belakang psikolog. Dari segi demografi, lebih
dari 60% anggota berusia 18-24 tahun dan didominasi oleh perempuan (70%).
“Ketika mendaftar dan berhasil lolos di program Community Accelerator dari Facebook ini, saya sangat terinspirasi oleh kisah para community leaders. Saya juga belajar banyak teori
dan prinsip dasar dalam mengembangkan komunitas. Program ini membuat saya berpikir lebih kritis dalam melihat sesuatu. Yang membedakan program ini dengan yang lainnya adalah para mentor memandu saya untuk mampu mengeksplorasi lebih jauh tentang visi dan misi komunitas ini. Mereka memberikan arahan tentang hal apa yang saya perlu siapkan untuk terus dapat mengembangkan komunitas,” kata Sepri Andi, pemimpin Social Connect.