Siapa yang tidak kenal Brad Pitt. Tampangnya sudah lama menghiasi perfilman Hollywood. Ia pernah begitu populer di era 90-an. Image ‘hunky’melekat dalam dirinya sejak pertama kali muncul sebagai anak pantai di sebuah film berjudul Hunk yang rilis tahun 1987. Kemudian di tahun 1991, ia tampil telanjang dada di Thelma and Louise hanya dalam hitungan menit.
Meskipun telah lama melintang di Hollywood dan dinominasikan beberapa kali di ajang Academy Awards, hingga kini belum ada peraihan Oscar dalam karir Pitt. Karena memang harus diakui, dalam hal akting tidak ada yang terlalu menonjol dari aktor kelahiran Sagittarian ini, mungkin juga karena perannya yang selalu tampil ‘cool’ dan edgy. Ia juga terlanjur dijajarkan ke dalam golongan aktor-aktor seperti Tom Cruise atau Johnny Depp sebagai heartthrob dari tahun 90-an yang gampang diingat orang.
Bagaimanapun juga tidak adil rasanya jika menggolongkan Pitt sebagai aktor mainstream, meskipun kelihatannya seperti itu, mungkin unik dan ikonis lebih cocok disematkan untuknya. Lalu film-film manakah yang menguatkan argumentasi itu, mari bernostalgia dengan beberapa performa terbaiknya
Jesse James, “The Assassination of Jesse James” (2007)
Mengisahkan tentang tujuh bulan terakhir hidup seorang Jesse James sebelum nyawanya diambil Robert Ford (Cassey Affleck). Ia memerankan seorang seorang penjahat terkenal yang menikmati status selebritasnya namun juga paranoid oleh orang-orang di sekitarnya. Permainannya yang lebih kalem dan dewasa merupakan salah satu performa terbaiknya.
Chad Feldheimer, “Burn After Reading” (2008)
Merupakan salah satu peran Pitt yang kurang dikenal. Dalam satire garapan Coen Brothers ini, Pitt memerankan Chad Feldheimer, karyawan gym yang tampaknya tidak berbahaya dan bahagia, namun menemukan informasi CIA lalu berusaha menjualnya.
Early Grayce “Kalifornia” (1993)
Film yang juga dibintangi David Duchovny, Juliette Lewis ini termasuk salah satu film underrated. Brad Pitt berperan sebagai Early, penjahat dengan gelagat IQ rendah dan aksen kampungan. Ia menjalin toxic relationship bersama Adele (Juliette Lewis), kedua aktor menghasilkan chemistry yang kuat. Performa Pitt sebagai seorang manipulatif yang tegaan dan aksennya yang aneh itu dapat disandingkan dengan Charles Manson, bedanya, Earl bertindak dengan cepat dan brutal dalam melaksanakan aksinya.
Jeffrey Goines, “12 Monkeys” (1995)
Peran ini membuatnya mendapat nominasi pertama dari tiga nominasi Oscar. Dirilis pada tahun yang sama dengan, Seven. Bisa dibilang, tahun 1995 adalah masanya melompat ke ‘superstardom’. DI film thriller Sci-fi Terry Gillam ini, karakter yang diperankan Bruce Willis kembali ke masa lalu untuk menemukan obat virus mematikan yang telah merusak masa depan. Pitt memerankan Jeffrey Goines, seorang pasien mental di fasilitas tempat Willis dikurung. Pitt tampil cacat mental sekaligus misterius. Percakapannya dengan Willis layaknya percakapan Batman dan Joker
Tyler Durden, “Fight Club” (1999)
Tyler Durden merupakan salah satu perannya yang paling ikonis dan melambungkan namanya. Alterego dari tokoh yang diperankan Edward Norton dimainkan dengan takaran pas oleh Pitt, seakan ia memang terlahir untuk peran ‘ubermensch‘ di film yang juga menyindir kerapuhan ego laki-laki ini. karakter Tyler Durden yang arogan dan percaya diri dipertegas oleh latar belakang reputasi Pitt yang kerapkali memerankan sosok yang tidak jauh-jauh dari kesan macho.
David Mills, “Se7en” (1995)
Se7en dapat digolongkan ke dalam genre thriller yang mendekati generasi Hitchcock. Skrip plot yang ditulis Kevin Walker adalah eksekusi cerdas. Sementara Pitt dan Morgan Freeman tengah melacak si pembunuh berantai dengan mendeteksi para korbannya berdasarkan Seven Deadly Sins, Fincher menambahkan kekacauan demi kekacauan hingga klimaks yang tidak akan pernah terlupakan.
Aldo Raine, “Inglorious Basterds” (2009)
Inglorious Bastard bukan karya terikonis dari sutradara ini, karya terikonisnya sudah pasti Pulp Fiction, bukan juga yang paling stylish seperti Kill Bill. Pitt memerankan Letnan Aldo Raine, pemburu Nazi yang dikenal dengan sebutan ‘Aldo the Apache’. Ia adalah pemimpin dari kelompok Jewish-American Guerrilla Soldiers, dalam film itu digambarkan karakternya yang sadis tanpa ampun menguliti ‘seratus kulit kepala Nazi’, tapi di sisi lain menggelikan. Karakternya yang militan juga mengingatkan akan perannya sebagai Tyler Durden, terutama saat adegan merekrut volunteer.
Mickey O’Neil, “Snatch” (2000)
Komedi karya Guy Ritchie ini berisi aktor-aktor unik seperti Jason Statham, Benicio del Toro, Alan Ford. Brad Pitt menyajikan performa yang mencuri perhatian. Ia memerankan seorang petinju (Mickey) dengan aksen aneh yang diakuinya ia pelajari dari sitkom Inggris, Father Ted. Aksen dan karakternya kembali mengingatkan penonton pada perannya di Kalifornia (1993). Mickey memiliki karakter rude dengan temperamen pendek layaknya orang-orang gipsy pinggiran di Irlandia yang bisa dibilang kampungan, ia berhasil memainkan karakter semacam itu dengan ekspresi total namun tanpa kehilangan gaya.
Louis de Pointe du Lac “Interview With the Vampire: The Vampire Chronicles” (1994)
Perannya sebagai vampir galau, mengingatkan penulis pada ‘Classic Brad Pitt’, yaitu Brad Pitt dalam tradisi Tristan ‘Legend of the Fall’ dengan ciri-ciri tipikal rambut gondrong, bangsawan. Film adaptasi tahun 1994 dari novel vampir Anne Rice ini menampilkan Brad Pitt sebagai Louis, teman abadi Lestat (Tom Cruise). Louis menceritakan petualangan pesta darah yang dialaminya, sekaligus kesedihan abadi menjadi seorang vampir.