Selain plot yang memikat, muatannya yang menyuguhkan tema provokatif juga layak mendapat apresiasi tersendiri. Apalagi disajikan secara meyakinkan dan mendasar, factor inilah yang membuat kisah filmnya semakin greget belum ditambah penampilan tiga karakter utamanya yang mampu menciptakan chemistry impresif.
The Half of It adalah film untuk para romantika yang menghabiskan hari-hari mereka dengan buku dan puisi tetapi juga cenderung realistis jika berkenaan dengan materi dongeng dengan standar yang mustahil. Ini adalah kisah yang menyenangkan, dan lebih dari sekadar romansa sekolah menengah biasa. The Half of It dapat dengan mudah masuk ke golongan salah satu film remaja terbaik untuk tahun ini, dan sayang dilewatkan untuk ditonton.
Secara pribadi, saya sangat menyukai film ini. Alur ceritanya sangat orisinal dan unik dibandingkan dengan banyak rom-com coming of age lainnya. Apa yang membuat film ini menonjol, adalah karakter dan hasilnya. Idealnya, film ini bukan tentang romansa itu sendiri, tetapi gagasan penemuan jatidiri dan mencari tahu seksualitas Anda. Ini bukan tipe film tentang kisah cinta sepasang kekasih namun justru sebaliknya, menunjukkan bagaimana realitas mengenai suatu hubungan.
Sajian The Half of It mendefinisikan ulang dan membuka pandangan mata sebagai cinta sejati dan bagaimana pengaruhnya pada setiap orang secara berbeda. Film ini menyentuh tema-tema seperti persahabatan, cinta, dan apa artinya menjadi benar-benar bahagia. Dengan situasi masa pandemi Coronavirus seperti sekarang ini The Half of It adalah film yang dapat ditonton oleh banyak kelompok umur dan akan menyentuh hati semua orang. Terlepas apakah Anda suka romcom atau tidak, saya sangat merekomendasikan film ini dan menjamin Anda tidak akan kecewa setelah menontonnya.