Kisah asal usul lahirnya kota Roma adalah salah satu legenda besar dalam sejarah peradaban manusia. Legenda ini diselimuti dengan misteri, kekerasan, intrik kekuasaan, drama keluarga, dan unsur supranatural. Legenda epik sejarah Roma dengan tokoh penting Romulus dan Remus ini sesungguhnya memang masih dipenuhi dengan perdebatan historiografi yang pelik.
Kesimpangsiuran interpretasi dan banyak versi yang beredar membuat epik sejarah Roma ini juga kerap menarik untuk diangkat ke ranah hiburan, khususnya tontonan, baik itu dalam format film layar lebar maupun serial. Maka tidak mengherankan, sudah banyak judul yang mengangkat kisah ini, beberapa di antaranya Romolo e Remo maupun The First King.
Sekarang epik sejarah Roma ini hadir dalam Romulus, serial berjumlah 10 episode yang di tanah air dapat disaksikan melalui Mola TV. Serial ini merupakan kisah dramatis yang menceritakan ulang legenda yang bergulir pada abad ke-8 SM ini.
Tapi, alih-alih menggulirkan kisah masa kanak-kanak si kembar Romulus, Remus, dan serigala betina, serial epik sejarah Roma ini lebih berfokus pada suku primitif yang nantinya menjadi cikal bakal warga Roma. Serial ini adalah karya Matteo Rovere, seorang sutradara muda sekaligus penulis naskah ternama Italia. Adalah Rovere pula yang memfilmkan The First King. Tapi, seperti dijumpai di bidang penyutradaraan banyak serial, Rovere hanya menyutradarai beberapa episode awalnya saja.
Satu hal lagi, agar lebih terasa otentik, dialog yang digunakan di serial epik sejarah Roma produksi Italia ini menggunakan Bahasa Latin kuno. Sementara itu, jajaran pemainnya adalah para penekun seni peran terkemuka asal negeri pizza itu, seperti Andrea Arcangeli, Francesco Di Napoli, Marianna Fontana, Corrado Invernizzi, dan Emilio De Marchi. Selain itu masih ada ratusan pemain pendukung dan pemain adegan berbahaya juga ikut terlibat.
Dengan setting abad 8 SM, dikisahkan usai peperangan yang begitu lama, 30 suku yang berada di wilayah selatan Sungai Tiber bersepakat untuk membuat aliansi. Masing-masing dari mereka mempunyai raja. Namun tetap mengakui raja dari Alba sebagai pemimpin dari semuanya. Wilayah aliansi ini disebut dengan Land of the 30 Kings.
Lantaran berbulan-bulan dilanda kekeringan, raja-raja daerah lalu bekumpul di Alba untuk menunggu petunjuk dewa yang disampaikan lewat pendeta tertinggi. Dari petunjuk yang didapat, diputuskan bahwa Raja Numitor dari Alba harus mengasingkan diri dan menyerahkan tahta kepada sang cucu kembar Enitos dan Yemos.
Dengan menjadi pewaris takhta Alba, secara tidak langsung mereka juga bakal menjadi pemimpin di wilayah Tanah 30 Raja. Hak tersebut terutama tertuju kepada Enitos. Masalah mulai timbul saat Enitos diberitahu oleh kelompok pendeta bahwa mereka mendapat visi akan terjadi pertumpahan darah di wilayah tersebut, dengan salah satu pangeran akan membunuh yang lainnya.
Salah satu pendeta muda bernama Ilia yang juga menjalin hubungan rahasia dengan Enitos, menyarankan agar sang pangeran pergi meninggalkan Alba demi menghindari pertumpahan darah. Namun rencana ini urung dilakukan lantaran Yemos berhasil meyakinkan Enitos bahwa mereka harus selalu bersama, seperti pesan sang ibu.
Takhta Alba yang bakal jatuh ke tangan para pangeran muda membuat raja-raja daerah menjadi gerah. Tak terkecuali juga Amulius, yakni paman Enitos dan Yemos. Amulius bahkan sampai melakukan percobaan pembunuhan terhadap para pangeran usai dihasut sang istri, Gala. Sementara di Velia, bagian Tanah 30 Raja lainnya, sekelompok anak muda dipaksa tinggal di hutan selama 6 bulan sebagai bagian dari ritual kedewasaan. Di sana mereka harus dapat bertahan dari ancaman teror Rumina, seorang dewi jahat dan misterius.
Dikemas dengan production value yang berkualitas tinggi, secara keseluruhan kesepuluh episode Romulus sangat menarik. Tidak hanya segi dramanya maupun intrik politik yang dikedepankannya namun juga adegan aksi hingga ke detail-detail terkecilnya. Kostum, warna, sinematografi, urutan aksi – semuanya adalah yang terbaik. Alur kisah epik sejarah Romanya pun sulit ditebak dan berani menyimpang dari klise. Unsur seksual dan nuditynya pun tidak murahan.
Itu masih belum ditambah tampilan segar jajaran pemainnya yang dikarenakan tergolong asing untuk penonton tanah air, malah membuat mereka begitu lebur dalam peran yang mereka mainkan. Terutama penampilan Andrea Arcangeli yang rasanya sukses menghadirkan sosok karakter tokoh pelopor dan pembentuk komunitas di kawasan paling utara Italia.
Ditinjau dari pelbagai aspek, Romulus bisa dikategorikan sebagai salah satu serial bertema historis terbaik yang pernah diproduksi di Italia. Dan, juga bisa dikatakan ini adalah salah satu serial epik kolosal yang sayang untuk dilewatkan, terutama bagi yang menyukai genre semacam ini, seperti Spartacus, Game of Thrones, Vikings, maupun Rome. Penulis sendiri secara pribadi menyukainya dan sangat menantikan kisah kelanjutannya di season keduanya nanti. Jadi tunggu apalagi, saksikan Romulus sekarang juga di Mola TV. Apalagi satu season penuh serial ini bisa disaksikan dengan cukup membayar Rp 12.500,00 saja.