Mendekati momen lebaran, biasanya selalu ada film religi yang siap memberikan siraman rohani pada para penonton tanah air. Tahun ini, film produksi MD Pictures bertajuk Surga Yang Tak Dirindukan (SYTD) diberi kesempatan untuk menyampaikan nilai-nilai islami sekaligus menyajikan tontonan hiburan di momen liburan Idul Fitri. Diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya Asma Nadia, film garapan Kuntz Agus (Republik Twitter) ini mengangkat persoalan sensitif mengenai poligami dalam kacamata Islam.
Seperti layaknya karya-karya MD Pictures terdahulu, film ini dibuat dengan production value yang tinggi. Dari segi sinematografi misalnya, bercokol sinematografer kenamaan Ipung Rachmat Syaiful yang menyuguhkan gambar-gambar indah tiap sudut kota Jogjakarta yang eksotis. Tata artistiknya juga dibuat dengan apik, salah satunya terlihat lewat desain interior rumah Pras dan Arini yang cantik. Para pesohor yang terlibat pun bukan sembarang nama: Laudya Cynthia Bella, Fedi Nuril, dan Raline Shah, bisa dikatakan SYTD memiliki banyak amunisi untuk menjadi film sukses. Hanya saja, para kreator belum bisa memberikan sesuatu yang segar pada filmnya. SYTD masih berputar pada pakem film religi yang kisahnya melankolis dan mengharu biru. Durasi yang mencapai 124 menit juga dirasa terlalu lama hingga di paruh kedua film, terasa membosankan.
Untungnya, kekurangan tersebut dapat tertutupi oleh performa menawan para pemainnya, khususnya Bella. Aktris cantik ini mampu menjiwai perannya sebagai Arini, seorang istri yang harus membatin kala suaminya Pras (Fedi Nuril) harus berpoligami untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita. Bisa dibilang penampilan Bella adalah nyawa dari filmnya, ia mampu membuat penonton (khususnya kaum hawa) terenyuh hingga menitikan air mata. Aspek menarik dari film ini juga bagaimana poligami diperlakukan. Berbeda dari film-film tentang poligami sebelumnya, film ini justru menekankan bahwa poligami adalah perkara yang berat dalam Islam, hingga diibaratkan sebuah surga yang tak dirindukan oleh para istri. Penambahan analogi dongeng untuk menceritakan kisah hidup Arini beserta poligami yang dihadapinya membuat penceritannya berjalan menarik SYTD memang bukan film yang sempurna, namun tetap nikmat dikonsumsi karena memiliki kandungan islami yang tidak menggurui sekaligus mengajarkan tentang arti sebuah keluarga.