Meski namanya belum begitu terdengar gaungnya di industri perfilman Hollywood, pria asal London yang baru merayakan hari jadinya yang ke-34 pada 6 Januari lalu ini telah mampu melakukan terobosan terbesarnya dengan menggondol piala Oscar sebagai Best Actor untuk pertama kali lewat totalitas aktingnya sebagai tokoh fisikawan tersohor di dunia, Stephen Hawking dalam The Theory of Everything. Menyisihkan sederet aktor kawakan Hollywood lainnya, seperti Steve Carell, Michael Keaton, Bradley Cooper, dan Benedict Cumberbatch, kepiawaian akting pria bernama lengkap Edward John David Redmayne ini memang patut diberi acungan jempol. Menghabiskan waktu yang lama untuk berkonsultasi dengan dokter yang pernah merawat Hawking, demi mendalami perannya tersebut, ia juga berlatih melakukan segala macam cara agar gerak-gerik, cara bicara, hingga kebiasaan sang ilmuwan yang menderita Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) itu tergambar dengan sempurna dalam filmnya.
Anak dari pasangan Patricia dan Richard Charles Tunstall Redmayne ini adalah satu-satunya dari lima bersaudara yang mencoba peruntungannya di dunia akting. Sejak usia dini, Redmayne sudah memiliki cita-cita yang besar untuk terlibat dalam dunia showbiz. Hal tersebut dibuktikannya setelah menamatkan pendidikan di Colet Court dan melanjutkannya ke Eton College, ia pun mulai berkenalan dengan dunia akting di Trinity College dengan mendalami bidang sejarah kesenian hingga tahun 2003. Memasuki usia 20 tahun, Redmayne mulai mengasah keterampilannya dalam mengolah peran. Diawali dengan penampilan aktingnya di atas panggung teater pada tahun 2002 hingga yang berhasil memberinya penghargaan Outstanding Newcomer lewat The Goat, or Who is Sylvia pada tahun 2004. Tak lama bergelut di dunia teater, di tahun 2006 ia didapuk sebagai pemeran utama di film indie garapan sutradara asal Australia, Gregory J. Read berjudul Like Minds, serta film-film yang mulai melambungkan namanya, seperti The Good Shepherd (2006), Elizabeth: The Golden Age (2007), The Other Boleyn Girl (2008), sampai yang berhasil menobatkannya sebagai Best Cast Ensemble di Awards Circuit Community Awards 2012 melalui penampilan apiknya sebagai Marius Pontmercy di film musikal Les Misérables (2012).
Sempat tampil beberapa kali memeragakan brand-brand fesyen terkenal seperti Burberry dan muncul di majalah Vanity Fair, di mana ia terdaftar dalam International Best Dressed List, pria yang mengaku menderita buta warna ini mulai dikenal oleh publik internasional kala bermain apik dalam film biopik Stephen Hawking yang sukses mengantarkannya kepada sejumlah penghargaan, termasuk Best Leading Actor di BAFTA Awards, Best Performance by an Actor in a Motion Picture – Drama di Golden Globes, dan Best Performance by an Actor in a Leading Role di Academy Awards. Selalu membuktikan kemampuannya dalam berakting dengan peran-peran menantang, tidak lantas membuatnya cepat puas. Pasca tampil memukau sebagai pemeran antagonis beradu akting bersama Channing Tatum dan Mila Kunis dalam Jupiter Ascending, kini, pria yang baru saja menikahi teman satu sekolahnya, Hannah Bagshawe pada Desember 2014 lalu ini terakhir kali bermain dalam film adaptasi novel besutan Tom Hooper, The Danish Girl, di mana lewat perannya ini, penonton sekali lagi akan dibuat tercengang sekaligus kagum pada sosok Redmayne. Pria bertinggi badan 183 cm ini melakoni seorang seniman asal Denmark yang menjadi pioner dalam komunitas transgender dan dikenal sebagai orang pertama yang melakukan operasi pergantian kelamin di tahun 1930-an bernama Lili Elbe. Yang paling baru, Redmayne akan berperan dalam film Fantastic Beasts and Where to Find Them, spin-off dari franchise ternama Harry Potter. Tak ayal, beberapa tahun ke depan, kebintangan pria penggemar berat band Meat Loaf ini digadang-gadang akan semakin cerah dan mampu bersaing dengan aktor watak kelas A Hollywood lainnya.