Setelah bertahun-tahun bungkam, aktor kawakan Johnny Depp akhirnya buka suara tentang bagaimana dirinya didepak dari franchise Fantastic Beasts, sebuah seri prekuel Harry Potter yang awalnya dirancang menjadi lima film besar.
Dalam wawancara terbaru bersama The Telegraph, Depp mengungkap bahwa keputusannya untuk “mundur” dari peran sebagai penyihir jahat Gellert Grindelwald bukanlah keinginannya sendiri—melainkan tekanan langsung dari pihak studio.
“Mereka bilang ingin saya mengundurkan diri. Tapi yang saya dengar di kepala saya: mereka ingin saya pensiun. Sialan. Terlalu banyak diriku untuk bisa dibunuh. Jika mereka pikir bisa menyakiti saya lebih dari yang sudah terjadi, mereka sangat keliru,” ujar Depp tegas.
Depp pertama kali muncul sebagai Grindelwald dalam adegan cameo film Fantastic Beasts and Where to Find Them (2016), sebelum menjadi antagonis utama dalam sekuelnya. Namun, hanya beberapa bulan sebelum film itu rilis, publik diguncang oleh kabar bahwa istrinya saat itu, Amber Heard, menuduh Depp melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Tudingan ini menjadi beban besar bagi karier Depp, yang saat itu sudah mulai meredup karena beberapa film flop seperti The Lone Ranger dan The Tourist. Ketika Depp kalah dalam gugatan pencemaran nama baik terhadap The Sun di Inggris—yang menyebutnya sebagai “pemukul istri”—studio Warner Bros. mengambil langkah tegas: Depp diminta mundur dari proyek yang telah ia mulai syuting.
Meskipun hanya sempat syuting tiga adegan di London, Depp tetap menerima bayaran yang dilaporkan mencapai antara $10 hingga $16 juta, sesuai dengan klausul dalam kontraknya yang menyatakan ia akan dibayar penuh, apapun hasil akhirnya.
Politik Uang atau Moralitas?
Keputusan Warner Bros. untuk memberhentikan Depp memicu perdebatan: apakah ini keputusan berbasis etika, atau sekadar kalkulasi bisnis?
Banyak yang meyakini bahwa studio bertindak bukan karena moral, melainkan karena tekanan finansial dan citra publik. Jika Depp tidak menuntut The Sun, studio mungkin bisa tetap mempertahankannya tanpa risiko hukum. Namun kekalahannya di pengadilan membuat Warner Bros. tidak bisa lagi berlindung di balik keraguan publik—mereka harus bertindak.
Sebagai perbandingan, Disney dan Marvel bahkan menunggu hasil keputusan pengadilan sebelum memecat aktor Jonathan Majors dari perannya sebagai Kang di Marvel Cinematic Universe.
Akhir yang Gagal untuk Fantastic Beasts
Ironisnya, meski Depp digantikan oleh aktor kawakan Mads Mikkelsen dalam Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore, film tersebut justru gagal total di box office. Franchise yang dulunya dirancang sebagai pilar besar dunia sihir J.K. Rowling itu akhirnya dihentikan secara tidak resmi, menyusul performa buruk film ketiga.
Sementara itu, karier Depp sendiri belum benar-benar pulih. Film-film pasca persidangannya cenderung sepi peminat dan tidak mendapat sambutan hangat dari kritikus. Ia pun lebih banyak terlibat dalam proyek di luar Hollywood, terutama produksi independen di Eropa.
Namun bagi Depp, ia tetap memegang kendali atas narasi hidupnya. Ia tidak melihat dirinya sebagai penjahat, melainkan korban dari budaya pembatalan (cancel culture) yang menurutnya kejam dan sepihak.
Johnny Depp mungkin telah kehilangan peran besar dan reputasi, tapi ia belum menyerah. Dengan pernyataan terbaru ini, sang aktor tampaknya siap melanjutkan pertarungan panjangnya—bukan hanya untuk peran di film, tetapi juga untuk namanya sendiri.






