Dibandingkan dengan negara-negara barat, dunia mistis memiliki pengaruh yang lebih lekat dalam keseharian bangsa timur, termasuk Indonesia. Karenanya, kisah-kisah mengenai hantu atau makhluk astral lain – pocong, kuntilanak, genderuwo dan lain-lain – digemari oleh masyarakat kita. Hal itu menginspirasi kalangan filmmaker untuk menciptakan berbagai film horor Indonesia.
Hingga kini, sudak tidak terhitung banyaknya film horor Indonesia yang sudah beredar. Namun, hanya beberapa di antaranya yang tidak hanya mampu meneror audiens, tapi juga meraih sukses besar di pasaran. Dan berikut adalah beberapa di antaranya:
Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Pemeran: Tara Basro, Marissa Anita, Christine Hakim, Asmara Abigail, Ario Bayu
Setelah mengetahui bahwa ia mewarisi rumah keluarganya di Desa Harjosari, Maya (Tara) mengajak sahabatnya Dini (Marissa) untuk berkunjung ke sana. Sayangnya, di desa tersebut Maya menemui banyak kejadian misterius, hingga diganggu oleh kemunculan suara-suara tanpa wujud. Ketika Dini menghilang, Maya akhirnya berhasil menguak misteri yang menyelimuti desa itu, termasuk kenyataan mengerikan mengenai masa lalunya!
Melalui tangan dingin Joko Anwar, Perempuan Tanah Jahanam menjadi salah satu film horor Indonesia yang mampu meneror audiens. Tidak hanya mengandalkan jump scare, penceritaan yang baik membuat atmosfir horor terus berkembang seiring berjalannya waktu. Hal inilah yang membuat moviegoer terpaku menyaksikan adegan demi adegan yang diperlihatkan.
Kafir: Bersekutu Dengan Setan (2018)
Pemeran: Putri Ayudya, Sujiwo Tejo, Rangga Azof, Nadya Arina, Indah Permatasari
Kehidupan harmonis sebuah keluarga terusik ketika sang kepala keluarga meninggal dunia dengan cara yang tidak wajar. Setelah itu, giliran ibu (Putri) yang mengalami teror gaib sehingga membuatnya terus dicekam rasa takut. Dina (Nadya) dan Andi (Rangga) pun berusaha mencari cara, untuk mencegah peristiwa yang terjadi pada ayah mereka menimpa sang ibu. Ternyata, kunci dari semua peristiwa gaib itu berkaitan dengan masa lalu keluarga.
Kafir: Bersekutu Dengan Setan jadi salah satu film horor Indonesia yang tidak menakuti audiens lewat penampakkan makhluk-makhluk mengerikan. Sutradara Azhar Kinoi Lubis justru menampilkan semua kengerian yang tersaji dalam film arahannya secara samar. Hal itu membuat daya khayal penonton bermain, sehingga mereka diteror oleh imajinasinya sendiri.
Ratu Ilmu Hitam (2019)
Pemeran: Ario Bayu, Hannah Al Rashid, Adhisty Zara, Ari Irham, Miller Khan
Hanif (Ario), Anton dan Jefri (Miller) yang dibesarkan di panti asuhan, membawa keluarga mereka untuk mengunjungi tempat mereka tumbuh. Sayangnya, bukan hanya nostalgia yang mereka alami di sana, satu demi satu mereka menjadi korban gangguan supernatural yang mengerikan! Untuk menghentikannya, Hanif, Anton dan Jefri harus menggali kembali masa lalu mereka dan mengingat kejadian yang ingin mereka lupakan.
Walau diadaptasi dari film berjudul sama rilisan tahun 1981, Joko Anwar sebagai penulis cerita mencoba menampilkan horor dalam nuansa berbeda. Dipadu tendensi sineas Kimo Stamboel dalam menampilkan adegan bernuansa gore, Ratu Ilmu Hitam pun tampil jauh berbeda dengan orisinalnya. Tidak heran kalau film horor Indonesia ini mampu meneror penontonnya dalam porsi dobel.
Keramat (2009)
Pemeran: Poppy Sovia, Migi Parahita, Sadha Triyudha, Miea Kusuma, Diaz Ardiawan
Sejumlah filmmaker muda memutuskan untuk pergi ke Bantul, Yogyakarta, demi melakukan pengambilan adegan. Namun, keanehan demi keanehan terus dialami oleh mereka. Puncaknya, bintang utama mereka yakni Migi mengalami kesurupan hingga akhirnya hilang secara misterius. Demi menolong Migi, tim produksi yang tersisa harus memasuki dunia roh dan berhadapan dengan para penghuninya.
Melalui film ini, sutradara Monty Tiwa mencoba meneror audiens melalui gaya found footage – seperti halnya film Blair Witch Project. Uniknya, tanpa memakai nama samaran untuk tiap karakter maupun dukungan background music, semua itu justru membuat Keramat terasa lebih realistis. Para penonton film horor Indonesia ini dibuat merasa bahwa insiden yang dialami oleh para cast adalah peristiwa nyata.