Bukan rahasia lagi bahwa tahun 2020 telah menjadi tahun paling “mengerikan” terhadap bisnis film dan pertunjukan. Dan negara China yang merupakan pasar bioskop terbesar kedua di dunia juga ikut terpukul dengan hal ii yang diindikasikan dengan penutupan berbagai gedung teater dan bioskop negara itu (ditutup sejak akhir Januari).
Sekarang yang lebih “mengerikan” lagi adalah kemungkinan bahwa banyak dari gedung bioskop itu yang akan menutup pintu mereka secara permanen alias gulung tikar dan hal ini dapat memiliki efek jangka panjang yang besar pada industri perfilman secara keseluruhan, belum lagi terhadap ekonomi negara.
Menurut data baru yang diterbitkan oleh Asosiasi Film China (via Variety), 40 persen bioskop di negara itu dapat ditutup secara permanen karena efek yang diakibatkan oleh pandemi. Banyak dari pelaku bisnis ini akan menghadapi kebangkrutan. Ada 69.800 layar yang tersebar di 12.400 tempat /Gedung bioskop beroperasi di China pada akhir 2019. Laporan ini menunjukkan 5.000 tempat dan hampir 28.000 layar bisa ditutup. Dan sudah pasti hal ini akan menjadi pukulan besar bagi distribusi film, karena studio besar banyak mengandalkan penghasilan box office dari penonton bioskop Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.
Jika bioskop dibuka bulan ini, Asosiasi Film China memperkirakan bahwa bisnis dapat kembali normal dalam rentang waktu enam bulan. Seperti kita ketahui, banyak studio besar telah menunda perilisan film di musim panas 2020 hingga jauh di akhir tahun, kecuali beberapa judul seperti Tenet dan Mulan, yang berharap untuk debut pada bulan Juli ini. Dan jika teater di Cina tidak terbuka pada saat itu, keadaan tersebut bisa membuat pihak studio untuk merombak lagi kalender rilis mereka.